Tahun Ini, Tahun Maradona? ; Piala Dunia, Dengan Protes, Bedil & Tank

Edisi: 14/16 / Tanggal : 1986-05-31 / Halaman : 28 / Rubrik : OR / Penulis :


BELASAN kendaraan lapis baja tampak diparkir di sebuah pojok Stadion Azteca. Sejumlah polisi dan tentara bersenjata hilir-mudik di sekeliling stadion itu. Sudah sepekan terakhir ini suasana "gawat" itu terlihat, di stadion yang terletak di jantung Kota Meksiko tersebut.

Berkapasitas sekitar 110.000 penonton (sama dengan kapasitas Stadion Utama Senayan, Jakarta), Stadion Azteca adalah salah satu bangunan yang harus dikawal ekstraketat oleh petugas keamanan Meksiko menjelang putaran final Piala Dunia ke-13, yang dimulai Sabtu siang pekan ini. Sebab sebuah keteledoran bisa membuat citra Meksiko rusak. "Padahal, semuanya kita pertaruhkan di sini," kata Presiden Meksiko Hugo de Madrid. Ini kali kedua - pertama pada 1970 - Meksiko, yang berpenduduk sekitar 78 juta, menjadi tuan rumah kejuaraan sepak bola dunia.

Beda dengan penyelengaraan enam belas tahun lalu, penyelenggaraan kali ini memang terbilang serlus penanganan pengamanannya. Selain Stadion Azteca, hampir semua obyek yang berkaitan dengan kejuaraan akan dijaga ketat: mulai dari bandar udara, hotel, tempat penampungan pemain, hingga tempat latihan mereka di pelbagai pelosok kota. Untuk itu, pemerintah Meksiko mengerahkan sekitar 30.000 pasukan keamanan - polisi, tentara, dan agen-agen rahasia yang terlatih khusus - untuk mengamankan turnamen akbar yang akan berlangsung pada 12 stadion di delapan kota, hingga 29 Juni mendatang.

Ada alasan kuat mendorong Meksiko berbuat seperti itu. Pertama, mereka cemas pada ancaman perusuh di dalam negeri terhadap para tamu, yang diperkirakan akan datang ke negeri itu selama kejuaraan berlangsung, dalam jumlah sekitar 40 ribu orang. Kedua, mereka khawatir kejuaraan ini akan jadi sasaran teroris.

Ancaman pertama memang bisa meledak sewaktu-waktu. Sebab, berhubungan langsung dengan soal yang peka: keadaan ekonomi Meksiko yang makin sulit. Utang luar negeri mereka, sekarang, berkisar US$ 97 milyar. Dan, September tahun lalu, negeri ini dlguncang gempa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…