Dan Lahirlah Seorang Tarzan
Edisi: 14/16 / Tanggal : 1986-05-31 / Halaman : 41 / Rubrik : SEL / Penulis :
BERTUMPU pada senapan Ruger Ranch 222, Mathieu menengok ke bawah. Di padang rumput yang luas itu kawanan kerbau liar berlarian menjauhkan diri dari helikopter yang mendekat. Tampaknya mereka ketakutan oleh suara pesawat.
Lalu heli terbang di atas pohonan di atas hutan sejauh beberapa kilometer lagi. Monyet-monyet menyeringai ketakutan, mencari perlindungan. Di arah belakang helikoper terbang asap hitam menutup langit. Ada yang membakar padang rumput, asap abu-abu menggelembung naik. Tentulah itu ulah para pemburu gelap. Selama beberapa hari jerami kering akan tetap membara. Angin yang bertiup akan menyebarkan api ke kawasan puluhan kilometer persegi. Inilah cara pemburu gelap menggiring binatang buruan mereka. Sebab, setelah api padam, dengan mudah mereka menemukan jejak binatang. Di tanah yang hangus jejak kawanan gajah begitu jelas bagaikan tercetak pada kertas putih.
Tiba-tiba Mathieu menunjuk sesuatu ke bawah. Ia mengatakan sesuatu. Tapi suara mesin Puma yang berisik menelan kata-kata anak muda itu. Angin bertiup masuk lewat jendela heli, para penumpang terpaksa memicingkan mata. Dan kemudian terlihatlah ini. Lewat kaca depan kokpit tampak sekelompok gajah.
Ya, ratusan gajah. Seekor gajah jantan kecil begitu ribut mengikuti gajah-gajah betina yang berlarian mendengar suara heli. Dan ketika kawanan itu bergerak serentak, debu membubung ke udara. Betapa menakjubkan pemandangan ini. Berbaris memanjang gajah-gajah itu lari berliku-liku di antara pepohonan dalam gerakan yang luwes.
Itulah laporan perjalanan wartawan Gamma, Patrick Forestier belum lama ini. Ia mengunjungi hutan cagar alam Republik Afrika Tengah. Dan di situlah Forestier bertemu seorang Tarzan. Seorang anak muda dengan tubuh gagah, yang tampaknya lebih bisa akrab dengan hewan-hewan liar daripada manusia. Memang, ini Tarzan modern, bercelana dan berbaju, bukannya bercawat kulit macan tutul. Tapi ia memang benar-benar Tarzan, hampir mirip Tarzan di komik-komik atau dalam film: siap melakukan apa saja untuk menyelamatkan kehidupan satwa liar.
Lihat saja. Heli yang terbang lebih cepat melewati gajah-gajah itu membuat Mathieu bisa memantau sesuatu. Tiba-tiba terlihat seekor gajah tua berdiri pada kaki belakangnya, menegakkan telinganya yang lebar, seperti hendak melawan benda berisik yang terbang di atasnya. Mathieu minta pilot agar menghentikan pesawat.
Tak sesuatu pun sebenarnya yang terjadi pada kawanan gajah itu. Tapi mereka tampak bergerak kacau balau, kadang-kadang berhenti, lalu berlarian lagi mengubah arah. Akibatnya, anak-anak gajah tampak susah payah mengikuti gerak induknya. Dan itulah, Mathieu rupanya khawatir anak-anak itu akan tertinggal jauh. Sebab, bila itu terjadi, gajah-gajah kecil itu akan dengan mudah menjadi mangsa singa.
Maka, heli pun perlahan-lahan menjauh dari kawanan gajah, agar mereka tak terburu-buru lagi. Sementara itu, Mathieu, dengan matanya yang terlatih mengawasi hutan, jangan-jangan pemburu gelap berkeliaran mengejar gajah. Anak muda ini akan dengan mudah menemukan pemburu gelap yang berlindung di balik-balik pohon, atau yang sedang merangkak mengintai buruan di antara padang ilalang. "Di sekitar kawanan gajah, biasanya pemburu gelap berkeliaran," gerutunya.
Mathieu Laboureur, anak muda 20 tahun, itulah si Tarzan. Kedua orangtuanya, orang Prancis, Jean dan Claudine Laboureur, dikontrak pemerintah Republik Afrika Tengah menjaga hutan cagar alam di negeri itu, sejak 1960-an. Tepatnya sejak Mathieu belum bisa berjalan. "Anak itu baru berumur 33 hari, 20 tahun yang lalu, ketika kami mulai tinggal di hutan," tutur Claudine, ibunya. "Ia tumbuh di antara binatang-binatang liar, dan beberapa tahun kemudian ia pun menjadi Tarzan, Tarzan yang sebenarnya, dan benar-benar mirip Tarzan di dalam film."
Memang, Mathieu tak mengalami kisah sebagaimana nasib Tarzan ciptaan pengarang Inggris, Edgar Rice Burroughs, yang dipublikasikan pertama kali pada 1912. Kedua orangtuanya tak mengalami musibah, hingga Mathieu, misalnya, tak perlu diasuh oleh keluarga gorila. Toh, ia tumbuh berkawan dengan Pambo, seekor macan kumbang, Josephine, seekor babi hutan Afrika yang bertaring melengkung. Dan di tengah hutan, bagaimana ibu Mathieu memberi susu anaknya? Seekor kerbau liar ditangkap oleh Jean, dan dari kerbau itulah ibu Mathieu mendapatkan susu. Si kerbau kemudian diberi nama Toto. Pada umur 13 tahun, tutur Claudine pula, Mathieu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…