Patung Irian, Sampai Lukisan Nashar

Edisi: 19/16 / Tanggal : 1986-07-05 / Halaman : 72 / Rubrik : OR / Penulis :


PENERBIT harian Kompas tiba-tiba berperan bak Sukosrono. Itu tokoh pewayangan di zaman Arjuna Sasrabahu, yang mampu memindahkan taman dalam sekejap, komplet dengan fauna dan floranya. Memang, yang dipindahkan oleh Kompas bukan taman, dan tak dalam sekejap mata.

Tapi lihatlah, di kompleks Palmerah, Jakarta, di depan kantor harian terbesar di Indonesia itu, sebuah rumah tradisional daerah Kudus, Jawa Tengah, berdiri komplet. Lengkap dengan pintu depan yang disyaratkan terdiri dari selembar kayu, bukannya disambung; dengan atap gentingnya yang meninggi, nyaris berbentuk kerucut.

Dan begitu melangkah ke dalam, sejumlah ukiran rumit yang menghias dinding kayu menyedot perhatian. Inilah rumah Kudus, yang kini tinggal beberapa, dan konon yang diboyong ini termasuk satu dari sedikit yang masih asli.

Rumah itulah penghuni sentral kompleks Bentara Budaya, sebuah kompleks yang dimaksudkan untuk terutama menyuguhkan karya seni. Diresmikan Kamis pekan lalu, selanjutnya kompleks ini akan dibuka dalam hari-hari tertentu secara berkala.

Dalam rumah Kudus seharga Rp 130 juta sementara ini baru ada seperangkat wayang kulit yang diletakkan di ruang pinggir barat, atau Pawon nama tradisional…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…