Tiada Resesi Di Pelaihari

Edisi: 20/16 / Tanggal : 1986-07-12 / Halaman : 71 / Rubrik : KL / Penulis : MUBYARTO


SELAMA delapan hari kami sempat "berlibur" di satu kota kecamatan kecil berpenduduk 38.000 orang, 70 km arah tenggara Kota Banjarmasin. Kota itu bernama Pelaihari. Jalan menuju ke sana masih belum baik benar dan di sana-sini jembatan-jembatan masih sedang dibangun. Kota kecamatan yang sekarang menjadi ibu kota Kabupaten Tanah Laut itu masih amat rural. Pasar di pusat kota masih merupakan pasar "pra-Pelita" -- kecil tanpa kios-kios modern gaya Inpres.

Baru enam bulan lalu seorang pemuda bujangan dengan modal Rp 1,5 juta membuka kios koran dan majalah untuk melayani langganan, yang tampaknya mulai ramai. Ada dua koran Jakarta dijual di sini dengan jumlah 30 eksemplar per hari.

Tetapi, kesan sebagai kota kecamatan kecil yang tidak penting ternyata berubah kalau ada ekonom yang sempat menghitung pertumbuhan ekonomi luar biasa dari wilayah ini. Jumlah uang beredar, sebagaimana dicatat dengan jumlah giro, deposito, Tabanas, dan pengiriman uang, bertambah dengan luar biasa: 80% per tahun selama 1982-1985 -- dari Rp 500 juta menjadi Rp…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…