Musibah Ratu Jaya
Edisi: 37/23 / Tanggal : 1993-11-13 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : AKS
KERETA api sering dianggap sebagai angkutan umum paling aman ketimbang bus atau pesawat terbang. Tapi lain yang terjadi Selasa pagi pekan lalu di jalur JakartaBogor. Dua kereta rel listrik (KRL) beradu kepala di Desa Ratu Jaya, Depok.
Kerasnya benturan membuat kedua kepala KRL itu "benjol" ke atas, hampir tiga meter tingginya. Yang terdengar kemudian jerit dan rintihan penumpang. Dan yang terlihat, selain darah tercecer di mana-mana, sekitar 20 penumpang tewas dan 100 orang lebih luka-luka.
Sebagian penumpang yang luka-luka kini masih dirawat di rumah sakit di Depok, Bogor, dan Jakarta. Yang meninggal termasuk dua masinis KRL yang nahas itu. Adi Purnomo mengemudikan kereta dari arah Jakarta menuju Bogor, dan Mohammad Junaedi dari arah berlawanan. Sialnya, Siti Rudiyati, istri Adi, ikut tewas di gerbong KRL yang dikemudikan Junaedi. Ia dalam perjalanan ke tempat kerjanya, pabrik konveksi di Tebet, Jakarta.
Tentu, berita tabrakan itu segera sampai ke ruang sidang kabinet, Rabu pekan lalu. Presiden Soeharto sempat menanyai Menteri Perhubungan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?