Kasus Dice: Dua Jejak Dari Jalan ... ; Melacak Pembunuh Dice
Edisi: 31/16 / Tanggal : 1986-09-27 / Halaman : 24 / Rubrik : KRI / Penulis :
BEBERAPA mobil malam itu berdatangan dan berhenti, dalam waktu yang hampir bersamaan, di Jalan Dupa, Jakarta Selatan. Jalan yang panangnya tak sampai 500 meter, yang biasanya lengang dan sepi, itu jadi terasa ramai. Para penumpang mobil yang kemudian turun, terlihat menyebar. Dengan cermat mereka mengamati Tempat Kejadian Perkara (TKP), tempat ditemukannya bekas peragawati dan foto model Dice Budimuljono 36, tewas tertembak dalam mobilnya, Senin malam dua pekan lalu.
Prarekonstruksi. Itulah yang dilakukan Rabu malam pekan lalu itu. Terlihat antara lain Letkol Muzirman (Sesdit Serse Polda Metro Jakarta), Letkol Nugroho Jayusman (Kapolres Jakarta Selatan), Mayor Roni (Kapolsek Mampang), dan Letda Bereh (Ka Unit Serse Polsek Mampang). Para pejabat kepolisian ini memang antusias sekali untuk mengungkap misteri kematian Dice. "Kami yakin kasus ini akhirnya akan bisa terungkapkan," ujar sebuah sumber di kepolisian.
Bisa dimengerti semangat para penegak hukum itu. Dice bukan cuma peragawati yang memenangkan berbagai kontes ratu, misalnya Ratu Kaca Mata dan Ratu Kebaya. Juga bukan hanya karena wanita yang pendiam tapi ramah itu laris sebagai model iklan -- misalnya iklan pembersih lantai Axi, Fuji Film, dan iklan Vitamin E. Lebih dari itu semua karena kemudian diketahui korban punya hubungan dengan sejumlah orang penting.
Sampai Senin pekan ini, petugas memang kian banyak menemukan petunjuk hingga penyidikan menjadi lebih terarah. Dari prarekonstruksi di TKP, misalnya, bisa diperoleh dugaan yang lebih masuk akal tentang saat terjadinya pembunuhan dan bagaimana kira-kira penembakan itu dilakukan.
Dice, seperti diketahui, ditemukan tewas dalam mobilnya, sedan Honda Accord B 1911 ZW warna putih. Ada lima luka tembak di tubuhnya sebelah kanan, masing-masing pada belakang telinga, leher, ketiak, dan dua lainnya di bagian punggung. Korban duduk di belakang kemudi, mengenakan gaun batik biru berdasar putih, bersandal hitam. Kepalanya terkulai di tempat duduk kiri depan, tubuhnya di tempat duduk pengemudi. Darah mengalir dari luka di lehernya.
Ibu dua anak berwajah ayu ini diketahui meninggalkan rumahnya di Jalan Guru Alip Duren Tiga, Jakarta Selatan, sekitar pukul 19.00, setelah menerima telepon dari seorang wanita. Ini mungkin sebuah telepon pancingan. Tak ada yang tahu pasti, ke mana sebenarnya malam itu Dice pergi. Kepada suaminya, Budimuljono, ia mengatakan akan pergi ke salonnya, Puri Citra Ayu, yang terletak di perumahan mewah Kalibata Indah. Tetapi kepada pembantunya, ia mengatakan akan menagih utang.
Tiga jam kemudian, sekitar pukul 22.05, Honda Accord B 1911 ZW itu terlihat melaju masuk Jalan Dupa. Tapi tetap tak jelas, apakah mobil itu masuk dari arah kompleks perumahan Kalibata Indah, artinya dari arah selatan, ataukah dari utara, dari Jalan Kalibata. Mobil meluncur dengan kecepatan sedang. Tiba di pertigaan Jalan Mesjid, menurut beberapa saksi mata, mobil memperlambat jalannya, lalu berhenti agak melewati pertigaan. Bukan untuk parkir sebab mobil itu kemudian mundur, masuk ke Jalan Mesjid. Bemper belakang mobil, menurut prarekonstruksi itu, hampir menabrak tembok rumah yang terletak persis di pertigaan, yang bangunannya memang agak mepet ke jalan. Lantas, masih dengan kecepatan sedang, mobil berbalik ke arah semula, ke barat.
Gerak ini, tampaknya bukan tanpa tujuan. Agaknya ini gerak menyelidik. Dengan berhenti di pertigaan itu, praktis yang di dalam mobil segera tahu situasi sepanjang Jalan tersebut, umpamanya ramai tidaknya.
Nah, ketika dia yakin keadaan aman, yang di dalam mobil lalu menjalankan rencananya. Mobil mundur, berbalik ke arah semula, dan setelah melewati pintu gerbang PT Dupa, mobil berhenti. Kabarnya ada yang melihat, ketika itu penumpangnya ada dua orang. Satu wanita, yang duduk di belakang kemudi, dan satunya pria yang duduk di sebelah kirinya.
Kuat dugaan, tak lama setelah mobil dihentikan itulah si pembunuh melepaskan tembakan secara beruntun ke arah korban. Dari prarekonstruksi bisa diperkirakan bahwa tembakan pertama dan kedua adalah yang diarahkan ke bagian punggung. Sebuah sumber menyebutkan, tersangka kemungkinan memang duduk di kiri depan, yang mula-mula mungkin berlagak mengajak untuk bermesraan. Ketika itulah tembakan dilepaskan.
Tembakan, agaknya, dilepas tanpa diduga oleh korban. Begitu tubuh korban miring ke kiri,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…