Memanfaatkan Kharisma Bung Karno

Edisi: 32/16 / Tanggal : 1986-10-04 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :


ANAK-anak Bung Karno, kini, muncul kembali dalam pembicaraan politik. Mereka disebut-disebut akan tampil sebagai calon anggota DPR dari PDI. Betulkah? Ketegasan sikap itulah, memang, yang belum tampak benar.

Sikap yang mungkin masuk akal. Barangkali mereka masih ingat pesan mendiang ayah mereka: "Menjadi politikus itu tidak mudah." Nasihat ini pernah dikatakan Presiden RI pertama itu kepada Guntur, anak sulungnya, tahun 1964. Kala itu Guntur masih kuliah di ITB, "Dan aku mulai terjun dalam dunia politik, yaitu masuk pada suatu organisasi mahasiswa yang berlandaskan suatu ideologi politik (GMNI -- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, organisasi mahasiswa yang berafiliasi ke PNI)," tulis Guntur dalam bukunya Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku.

Politikus dalam bayangan Bung Karno, seperti yang ia alami sendiri, terbentuk lewat sebuah proses panjang. Pada usia belasan tahun, ketika meneruskan sekolah di HIS Surabaya, ia indekos di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, ketua Sarekat Islam (SI). Bermula dari mendengar diskusi politik yang dilakukan Tjokroaminoto dan kawan-kawannya, pada Soekarno muda terbentuk sebuah gambaran awal dari dunia politik yang pada masa selanjutnya tak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Apalagi sesudah itu putra kelahiran Blitar 6 Juni 1901 ini ikut dibawa dalam rapat-rapat SI. Ia pun mulai melahap buku-buku politik; dan mulai menulis karangan mengenai pikiran-pikirannya.

Tahun 1926, ia sebut sebagai masa "kematangan". Saat itu Soekarno dilantik menjadi igenieur. Periode ketika ia tak lagi melongok kepada Tjokroaminoto untuk belajar. "Aku sekarang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?