Sore Hari, Tanpa Sinar
Edisi: 34/16 / Tanggal : 1986-10-18 / Halaman : 13 / Rubrik : NAS / Penulis :
ADA yang kosong kini di sore hari. Sinar Harapan, koran sore tertua dan terbesar, sejak Kamis pekan lalu, tak lagi mengunjungi pembacanya. Pemerintah menilai, SH telah menyiarkan berita atau pendapat yang tak hanya spekulatif, tapi juga dapat menggelisahkan dan meresahkan masyarakat. Ia dapat merusakkan atau mengganggu kemantapan stabilitas. Dengan alasan itu, Menteri Penerangan membatalkan SIUPP SH. Koran yang April lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-25 itu dilarang dicetak, diterbitkan, dan diedarkan.
Maka, inilah pertama kali koran dilarang terbit, sejak Surat Izin Terbit (SIT) diganti dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Juga, inilah pertama kali pelarangan terbit koran harian sejak Harmoko, bekas Ketua PWI, menjadi menteri penerangan.
SH, memang, koran yang menonjol dalam melaporkan hard news. Sebagai harian sore, ia dianggap yang paling banyak menyajikan berita-berita hangat yang terjadi siang hari. Semangat itulah yang, misalnya, menyebabkan ia unggul dalam pemberitaan pembajakan Woyla tempo hari. Masih dalam semangat itulah pula, SH melansir berita dan opini sekitar devaluasi.
Misalnya, empat hari setelah pemerintah mengumumkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?