Setelah "rezeki" Dipotong Inpres

Edisi: 08/15 / Tanggal : 1985-04-20 / Halaman : 16 / Rubrik : NAS / Penulis :

BARANGKALI Bea Cukai kini tak lagi perlu pasang muka angker. Sejumlah wewenangnya dipotong oleh Inpres No. 4 Tahun 1985 ini. Misalnya, kini tak perlu lagi ada Aangifte van Inlading (AVI) atau Surat Pemberitahuan Muat Barang. Akibatnya, di pelabuhan laut Pontianak misalnya, antrean pedagang, pemilik barang, orang EMKL, Senin pekan ini, tak lagi tampak. Yang kelihatan justru seorang pegawai Bea Cukai yang menghapus pengumuman bahwa AVI masih berlaku.

Juga di meja Bagian Dokumen Pemberitahuan Umum di Kanwil Bea Cukai VIII Semarang, tak tampak berkas-berkas menumpuk. Di Bagian Ekspor Antarpulau pun tak terlihat pegawai yang biasa memfiat AVI. Yang ada seorang berseragam abu-abu yang lain yang membagikan fotokopi pemberitahuan dari Sekjen Bea Cukai. Isinya, mulai Senin pekan ini, tak lagi diperlukan Surat Pemberitahuan Muat Barang itu. Mengapa fotokopi dibagikan? Ada ceritanya.

Senin itu mula-mula terjadi sedikit salah paham di pelabuhan Semarang. Pihak Syahbandar enggan memberangkatkan kapal-kapal karena tak ada AVI. Sesudah adu penjelasan agaknya kemudian disepakati, kapal boleh meninggalkan pelabuhan asal membawa fotokopi surat Sekjen Bea Cukai. Tak dijelaskan adakah fotokopi diperoleh dengan imbalan tertentu.

Itulah, soal imbalan tidak resmi, yang selama ini jadi buah bibir masyarakat. Dan, kebetulan atau tidak, rata-rata dari 13.300 orang Bea Cukai kini memang menampilkan gaya hidup yang cukupan. Tapi Inpres 4 April tanpa ampun memotong rezeki tidak resmi mereka.

Maka, seorang pegawai Bea Cukai di pelabuhan Semarang, misalnya, mulai memperhitungkan nasibnya. "Peraturan baru," tuturnya, "paling tidak menghilangkan penghasilan 200% dari gaji yang resmi kami terima tiap bulan". Itu belum terhitung yang tidak resmi.…

Keywords: -

---

Foto Terkait