Siapa Orang Kedua Penembak Paus

Edisi: 20/15 / Tanggal : 1985-07-13 / Halaman : 47 / Rubrik : SEL / Penulis :


BLOK perkantoran pemerintah Bulgaria di pusat Kota Sofia sedang disiram salju ketika Kolonel Zhelyo Vassilev tiba. Atas desakannyalah pertemuan dengan orang yang mengelola dan mengatur pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus 11 dilangsungkan di sana. Mencopot mantel tentaranya yang kebesaran, dan topi berenda merahnya, Vassilev tampak sangat kontet; Tubuhnya yang kecil itulah yang merupakan salah satu masalah bagi para penuntut di Roma.

Ia menyulut rokoknya yang pertama - dari belasan batang yang diisapnya - saat ditemui Tana de Zulueta dan Peter Godwin dari Sunday Times. Tanpa menunggu lagi, ia langsung saja mengeluarkan alat perekam buatan Jepang. Itu perlu; katanya. Artinya, memiliki rekamannya sendiri tentang cerita yang akan dikisahkan untuk pertama kali kepada pihak Barat. Selama wawancara 90 menit itu Vassilev memperagakan - apa lagi kalau bukan - bahwa ia seorang yang pintar-licik.

Semua itu menjelaskan mengapa Vassilev harus memimpin sendiri apa yang kemudian - kalau dugaan ini benar - menjadi konspirasi yang tak kepalang tanggung. Kasusnya sendiri terpusat pada pokok keterangan bahwa dua teroris sayap kanan Turki itu, yang telah mencoba menghabisi Yohanes Paulus II, tak lebih cuma pembunuh bayaran. Dan bahwa mereka dan organisasinya, Serigala Abu-Abu, direkrut oleh sebuah kelompok bromocorah Turki yang sudah lama jadi kaki tangan dinas rahasia Bulgaria, Darzhavna Sigurnost. Kolonel Vassilev - saat itu "asisten" atase militer Bulgaria di Roma adalah simpul pusat jaringan komplotan itu.

Siapa yang memberi perintah? Jaksa Antonio Albano di Roma melukiskannya dengan hidup, "Di suatu tempat rahasia, yang tiap kerahasiaan diselimuti kerahasiaan yang lain, seorang politikus berkuasa, mungkin seorang baik-baik dalam busana doublebreast dan dengan tatap mata buaya yang meyakinkan, melihat keadaan yang luar biasa gawat ....

Yang disebut "keadaan yang luar biasa gawat", tampaknya, adalah hubungan bangkitnya Solidaritas di Polandia dengan pengaruh paus asal Polandia yang karismatis itu. "Tempat rahasia" adalah Kremlin. Dan orang dalam busana double-breast?.

Di Sofia, Kolonel Vassilev tidak berusaha menyembunyikan kesombongannya. Tuduhan tentang keterlibatannya menyebabkan ia harus melepaskan mungkin untuk sementara, "profesi" diplomatnya. Ia kini menjadi komandan pasukan tank. Tetapi, sementara itu, pangkatnya sudah dikerek dari mayor ke kolonel. Dan sifat congkaknya tersirat dalam komentar yang ia berikan. "Saya tidak dipromosi kan karena gagal membunuh Paus," katanya. "Sebab, seperti Anda tahu, Paus masih hidup dan sehat walafiat."

* * *

Untunglah, Paus memiliki ketahanan fisik yang mengagumkan, yang dibantu oleh keterampilan para dokter bedah Roma. Ia diberondong pada pukul 5.15 petang, Rabu 13 Mei 1981, ketika sedang memberikan audiensi mingguan di lapangan terbuka Santo Petrus, Vatikan. Tiga atau empat peluru ditembakkan, dua diantaranya mengenai sasaran: satu menyerempet sebuah jari, yang lain menembus tubuh di perut bagian bawah, lalu keluar melalui pantatnya.

Dari lintasan peluru - yang juga mengenai dua turis Amerika - bisa disimpulkan bahwa ada dua penembak di lapangan. Salah seorang di antaranya, yang memegang sepucuk senjata api, terpotret ketika sedang lari. Tapi ia lenyap tanpa jejak. Adapun Mehmet Ali Agca, teroris Turki berusia 23 tahun, tertangkap basah. Ia dijebak seorang biarawati yang berhasil menjambret dan mencekal jaket yang dipakainya dan tidak membiarkannya lepas.

Jelas sudah, usaha pembunuhan Paus bisa terlaksana karena menerima bantuan dana dan latihan dari pihak tertentu, bahkan dengan rencana panjang yang dipersiapkan cukup lama. Pada 1979, Agca pernah dibantu melarikan diri dari penjara dan dari Turki. Ia, di penjara itu, sedang menunggu eksekusi putusan pengadilan dalam kasus pembunuhan seorang redaktur surat kabar. Selama dua tahun ia aman di pelarian, dan terhitung hilang. Belakangan, ia dimunculkan kembali untuk membunuh Paus. Untuk itu ia diperlengkapi dengan paspor palsu, senjata api, dan sebuah buku catatan berisi instruksi terinci - yang ditulis dalam bahasa Turki, dan bukan dengan tulisan tangan.

Setelah penangkapannya, bahkan selama proses pemeriksaan, ia memilih bungkam. Baru menjelang genap satu tahun sejak ia menembak Paus, Mei 1982, ia memberikan seri pertama "pengakuan"-nya yang cukup mengejutkan. Di dalamnya ia menyerempet rekan-rekan Turkinya yang lain, para anggota Serigala Abu-Abu. Adalah Serigala Abu-Abu, katanya, yang membebaskannya dari penjara dan dari Turki . Serigala itu pula yang menyiapkan tempat pelarian yang aman di Eropa selama sembilan bulan, sebelum ia menembak Paus. Anggota Serigala juga yang menyelundupkan senjata bagi penembakan itu ke Italia. Dan, masih menurut Agca, adalah seorang anggota Serigala, seorang Turki bernama…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…