Dua Gunungan Yogya Kembali
Edisi: 20/15 / Tanggal : 1985-07-13 / Halaman : 78 / Rubrik : SR / Penulis :
YOGYAKARTA akhirnya berdenyut kembali, 29 Juni 1949. "Bung Karno dan Bung Hatta kembali, juga pemerintahan sipil," ujar Roeslan Abdulgani menggambarkan betapa. pentingnya peristiwa Yogya Kembali. "Ini merupakan titik awal pulihnya pemerintahan pusat, lambang kekuasaan dan kedaulatan pemerintah." Belanda berusaha keras mengagresi jantung pemerintahan itu, dan berusaha keras pula membangun pemerintahan boneka "Tapi, kita tidak mau," ujar Bung Roeslan, tokoh yang akrab dengan sejarah itu, kepada Suharjo Hs. dari TEMPO.
Denyut itu kini mau di abadikan, berwujud sebuah monumen. Pada 29 Juni lalu peletakan batu pertama pembangunan Monumer Yogya Kembali telah dilakukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Bung Roeslan ikut mengantarkan pembangunan monumen itu. Dialah yang diminta memberikan ceramah di hadapan para perancang monumen, bahkan kemudian menjadi ketua dewan juri sayembara desain monumen yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Gagasan pembuatan monumen itu sendiri muncul dari wali kota Yogya, Soegiarto, dua tahun lalu. Karena itu, monumen lalu tampak sesuai dengan rencana pengembangan Kota Yogya. Ini terutama bila diperhatikan bahwa lokasinya di Desa Nandan dan Jangkan, Kelurahan Sariharjo, Kabupaten Sleman - di utara Yogya - yang terletak di jalur ring road Yogya.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…