Kisah Pedagang Sayur Jadi Dosen
Edisi: 30/23 / Tanggal : 1993-09-25 / Halaman : 42 / Rubrik : PDK / Penulis : ABS
SEJUMLAH sarjana IKIP Medan terpaksa gigit jari. Sebuah pengumuman yang terpajang di kampus perguruan tinggi itu, di Jalan Willem Iskandar, Medan, menyebutkan: calon dosen IKIP harus berasal dari perguruan tinggi umum alias non-IKIP. Akibatnya, para sarjana IKIP yang berminat menjadi dosen di almamaternya terpaksa mengurungkan niat. Testing untuk para calon dosen itu, Selasa pekan lalu, hanya diikuti 12 calon. Semuanya sarjana non-IKIP.
Reaksi dari mereka yang terpukul oleh kebijaksanaan ini segera muncul. Rabu pekan lalu, salah seorang yang kecewa itu, Agustinus, mengadu ke LBH Medan. Tampaknya, ia ingin menyelesaikan kasusnya lewat pengadilan. Agustinus adalah lulusan D-3 IKIP Medan, Jurusan Bahasa Jerman. Ia melanjutkan kuliah ke IKIP Bandung, dan menjadi sarjana dengan indeks prestasi 3,2. Artinya, ia mencukupi syarat menjadi dosen. "Kenapa lulusan IKIP sendiri tak boleh melamar jadi dosen?" keluhnya.
Jawaban datang dari Usman Pelly, Pembantu Rektor IKIP Medan yang membidangi masalah sumber daya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…