Panji Sepuh: Jawa Yang Menggugat
Edisi: 30/23 / Tanggal : 1993-09-25 / Halaman : 68 / Rubrik : TAR / Penulis : MURGIYANTO, SAL
KONON, sebelum dinobatkan, seorang calon raja Jawa (Solo) mesti menari dengan mengenakan topeng "Panji Sepuh" di kamar pusaka keraton: sendiri tanpa iringan. Tak jelas kapan ritual ini mulai ada dan apakah dilakukan juga oleh Sunan Solo terakhir. Siapakah tokoh Panji Sepuh yang dikeramatkan itu? Hanya sebuah khayal? Atau diakah "pendekar kebudayaan" Jawa seperti yang ditafsirkan W.H. Rassers?
Tapi itu tak penting bagi penata tari Sulistyo S. Tirtokusumo. Yang perlu, itu memberinya ilham menggarap sebuah sajian tari tentang "sebuah dialog dengan masa silam dan masa datang, peristiwa ketika seorang membentuk dirinya sendiri (dan) berhadapan dengan sebuah pertanyaan fundamental: tentang asal dan arah hidup, sangkan paraning dumadi".
Senin dan Selasa pekan lalu, Teater Arena Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pun dikosongkan kursinya. Gelondongan kayu bakar besar-kecil ditata menggunung sebagai latar. Di seberangnya, di tempat penonton, dibangun sebuah trap serong menyudut ke kiri belakang. Para pemusik (penggesek…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…