Kawin Emas Museum Yogya

Edisi: 38/15 / Tanggal : 1985-11-16 / Halaman : 33 / Rubrik : SR / Penulis :


MUSEUM di pinggir alun-alun kota Yogyakarta ini mendadak bersolek. Tembok jadi putih bersih, pintu, jendela, tiang-tiang bangunan, dipelitur hitam. Pendeknya, museum yang bangunannya dirancang Ir.Th. Karsten dengan arsitektur meniru masjid Kasepuhan di Cirebon, dan berpintu gerbang Semar Tinandu, itu seperti bangunan kuno yang baru dipugar.

Suasana serba bersih itu ternyata untuk menyambut hari jadi museum yang memasuki usia setengah abad. Selasa pekan lalu diselenggarakan pameran wayang, berlangsung hingga 25 November nanti. Sebanyak 116 wayang dari berbagai jenis dipajang. Ada wayang Purwo, wayang Madya, wayang Wasana, wayang Potehi (wayang Cina), wayang Diponegoro (khusus untuk sejarah Pangeran Diponegoro), wayang Suluh (yang dimainkan untuk mengisahkan sejarah Proklamasi), wayang golek, dan - ini yang unik - wayang dari tangkai daun ketela pohon.

Maksud pameran, seperti yang dikatakan Kepala Museum Sonobudoyo Drs. Djoko Soekiman, untuk mengajak masyarakat, terutama generasi muda,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…