Kisah Bom Bikinan Parung
Edisi: 47/14 / Tanggal : 1985-01-19 / Halaman : 14 / Rubrik : NAS / Penulis :
DARI mana asal bom yang menghancurkan kantor BCA dan toko Jaya? Alkisah, pada 16 September, di rumahnya, sepekan setelah penstiwa Tanjung Priok, Rachmat Basoeki kedatangan seorang tamu. Sang tamu, Tashrif Tuasikal, kenalan lamanya: keduanya pernah sama-sama ditahan dalam perkara Gerakan 20 Maret 1978 yang dipimpin Abdul Qadir Djaelani.
Tashrif memberitahu Rachmat: ada sekelompok orang yang merencanakan meledakkan depot minyak Pertamina di Plumpang, PAM (Perusahaan Air Minum) Jakarta, PLN, serta Perumtel Jakarta. Rachmat Basoeki tidak setuju. Alasannya: perusakan bangunan-bangunan itu bisa merugikan masyarakat, dan pasti tidak akan mendapatkan simpati masyarakat.
Pada 24 September, bersama Hasnul Arifin, Tashrif menemui Rachmat lagi. Tashrif memberitahu, "Bahan peledak sudah tersedia, dan yang akan melaksanakan telah siap." Yang belum ada tinggal sasaran dan dananya. Ia tidak menjelaskan dari mana bahan pcledak diperoleh dan siapa pelaksana peledakan.
Rachmat Basoeki mengusulkan, yang diledakkan seharusnya sasaran yang secara ekonomis tidak merugikan masyarakat, tapi secara propaganda menguntungkan. Jatuhnya korban jiwa juga perlu dihindarkan agar tidak menjadi bumerang yang merugikan citra "perjuangan". Ia menyarankan agar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?