Menonton Orang Berdandan

Edisi: 49/14 / Tanggal : 1985-02-02 / Halaman : 44 / Rubrik : SEL / Penulis :


SEKARANG ini tidak ada negara yang bisa maju dengan cara menutup diri." Ini salah satu ucapan Deng Xiaoping, pemegang kendali pemerintahan Cina, dalam pidato tahun baru silam di hadapan komisi penasihat negara. Deng, 80, yang tengah berlomba dengan waktu, seperti mengukuhkan kembali keyakinannya untuk memajukan perekonomian Cina dengan cara, antara lain, membuka diri ke Barat.

Untuk itu tindakan pemerintah Cina terakhir, menjelang tutup tahun 1984, adalah membuka 14 kota pesisir - dalam rangka mengundang modal asing. Kota-kota pesisir itu di antaranya Shanghai, Ningbo, Wenzhou, Tianjin, dan Dalian. Semuanya tidak termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus. Dan semuanya, di zaman semikolonialisme dulu, merupakan kawasan konsesi negara asing - di antaranya Prancis, Amerika, Inggris, dan Jepang. Tujuh tahun semenjak Deng pegang komando, Cina bergerak cepat menuju sasarannya: berorientasi ke keuntungan materi, memfokuskan diri pada gerak pasar dan masyarakat konsumen. Maka, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonominya tercatat lebih dari 8%. Yang diincar para pemimpin Cina adalah keadaan di tahun 2000 - ketika nilai produksi nasional di harapkan bisa mencapai 1 trilyun dolar, kelipatan empat dari yang sekarang. Prestasi yang diimpikan itu kurang lebih setingkat dengan pencapaian ekonomi Jepang saat ini.

"Kegairahan meliputi seluruh Cina," kata profesor dari Universitas Harvard, Ezra F. Vogel, penulis buku Japan as Number One. "Semangatnya sama dengan seperti ketika Jepang bangkit di tahun 1950-an atau Taiwan pada 1960-an. Dan semangat itu terus tumbuh ."

Kebangkitan itu juga menggetarkan negara-negara tetangga. Cina sudah mulai menjual hasil pabriknya, dalam jumlah besar dan dengan harga murah, ke Amerika Serikat dan Eropa. Negeri dengan upah buruh murah pun sulit rasanya bersaing dengan Cina sekarang, yang gaji buruhnya kurang dari setengah sen per menit. Bandingkan dengan Korea yang 2 sen, lebih-lebih Jepang yang 8 sen.

Ekspor barang-barang manufaktur Cina meningkat tak kepalang tanggung. Pada 1978 nilainya 3,6 milyar dolar. Lima tahun kemudian, 1983, menjadi 12,7 milyar, dan tahuh lalu berkisar pada 15 milyar. Dari catatan Biro Statistik Negara, yang dikutip Beijing Review 24 Desember 1984, bisa dilihat peningkatan dalam bidang lain.

Modal asing, misalnya. Januari-September 1984, Cina telah memanfaatkan investasi asing sebesar 1,66 milyar dolar - dua kali lipat dari periode yang sama di tahun 1983. Tahun lalu 239 usaha patungan telah disetujui - lebih besar dibanding jumlah seluruh persetujuan sepanjang lima tahun sebelumnya.

* * *

Kelelapan berkepanjangan telah berakhir - di negeri terbesar jumlah penduduknya dan nomor dua terluas di dunia ini. Setelah sekian dasawarsa terjepit dalam kepicikan ideologi dan kelambanan birokrasi, Cina mengibaskan jubah komunismenya untuk mempercepat gerak ekonomi. Dengan tegas dan jelas, Deng bilang, "Boleh-boleh saja jadi kaya."

Eksperimentasi adalah nama aturan mainnya. "Selama tiga dasawarsa yang lalu, kreativitas rakyat Cina telah dibumpet," kata Jing Shuping, dulu seorang kapitalis dan kini penasihat tak resmi urusan ekonomi Perdana Menteri Zhao Ziyang. "Sekarang kami membuka sumbatnya, dan melepaskan energi."

Dalam lima tahun terakhir, perubahan dramatis telah berlangsung di kawasan pedesaan - kediaman 80% penduduk Cina yang 1 milyar jiwa lebih. Nilai jual hasil pertanian telah meningkat rata-rata 7,9% per tahun - bandingkan dengan pertumbuhan rata-rata 1953-1978 yang hanya 3,2%.

"Hasil survei terakhir pada 30.427 keluarga petani di 600 wilayah kabupaten bahkan membuat para pembarunya sendiri tercengang," tulis Far Eastern Economic Review 13 Desember lalu. Pendapatan bersih per kapita warga pedesaan telah meningkat 98,5% - rata-rata naik 14,7% per tahun.

Pembaruan pedesaan tidak perlu menggunakan lembaga-lembaga sosial baru. Petani Cina tak usah diajari lagi bagaimana bercocok tanam dan menjual hasil pertaniannya. Yang diperlukan hanya sebuah konsep - yang memilah-milah antara hak pemilik tanah dan kebebasan pemanfaatannya.

Sementara itu, di daerah perkotaan, pabrik-pabrik dan industri sebaliknya masih digenggam para sekretaris Partai. Perencanaannya terpusat, bergaya kaku ala Soviet. Pembaruan industri hanya terbatas pada beberapa pabrik percontohan dan di kawasan-kawasan tertentu.

Syukurlah, hal itu berakhir menjelang penutup tahun lalu, ketika para pemimpin Partai Komunis Cina pada 20 Oktober membubuhkan tanda persetujuannya atas kehendak Deng memperbaiki kehidupan kawasan urban dan menggenjot pabrikpabrik sehingga bisa maju seperti bidang pertanian. Andil industri pada GNP Cina adalah 41%.

Tidak seperti pembaruan kawasan pedesaan, gebrakan di daerah urban memerlukan struktur-struktur baru, lembaga baru, dan keahlian yang memadai. Para manajer pabrik, yang selama ini tak henti-hentinya lebih mementingkan rapat-rapat partai, harus bersedia angkat kaki dari jabatannya demi mengejar keuntungan perusahaan.

Para pekerja yang dulu hanya sibuk mengurus poster-poster dan gosip, kini mesti kerja betulan, terutama untuk mendapatkan bonus bulanan. Pokoknya, di mata Cina, cara pengendalian perusahaan model Soviet yang birokratis dan tidak produktif sudah jadi buruk.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…