Suara Pelarian Dari Melbourne
Edisi: 44/22 / Tanggal : 1993-01-02 / Halaman : 87 / Rubrik : NAS / Penulis :
SEMINAR Demokrasi Indonesia di Universitas Monash, Melbourne, sebenarnya
sudah ditutup. Mikrofon di meja pembicara dan perangkat penerjemah dua bahasa
pun sudah disingkirkan dari ruang konperensi. Namun, tiba-tiba muncul
'pembicara' yang tak diacarakan panitia. Dialah Ramos Horta, juru bicara
Fretilin, yang terbang dari New York ke Melbourne khusus untuk bicara soal
Timor Timur kepada wartawan yang meliput seminar tersebut. Mengenakan jas
warna krem dan dasi kupu-kupu, Horta, yang Senin pekan lalu itu didampingi
seorang tokoh Fretilin Francisco Pang, terpaksa berteriak-teriak di depan
wartawan karena tak disediakan pengeras suara. Ia menganggap perundingan
Indonesia-Portugal yang diatur Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali, di New York,
17 Desember lalu, tak membuahkan hasil. 'Semua usul Menteri Luar Negeri
Portugal tak diterima Indonesia,' kata Horta. Salah satu usul Portugal,
menurut dia, agar kedua negara saling mengirim wartawan. 'Indonesia setuju
wartawan Portugal…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?