"negara Islam": Suara Intelektual...
Edisi: 01/15 / Tanggal : 1985-03-02 / Halaman : 09 / Rubrik : KOM / Penulis :
ORGANISASI para ulama menanggalkan Islam sebagai asasnya, kedengarannya janggal. Tapi bagaimana prospek Islam di masa datang, setelah Muktamar NU ke-27? TEMPO, 29 Desember 1984, menampilkan pikiran-pikiran beberapa in-telektual Muslim yang terhormat.
Abdurrahman Wahid, intelektual yang bintangnya kian mencuat lewat ideo-logi kulturalnya, masih saja asyik dengan utopianya memformulasikan Islam yang keindonesiaan. Akan halnya Harun Nasution, ia berpendapat, "Dalam Islam yang ada hanya dasar dasar bernegara." Kemudian ia mencoba berdalih "Indonesia, yang berdasarkan Pancasila ini, sudah mencerminkan diri sebagai salah satu negara Islam dengan bentuk republik yang berasaskan musyawarah seperti yang berlaku di masa Khulafairrasyidin ."
Seorang yang jujur dalam membaca sejarah Indonesia pasti mengerti, Indonesia di bawah sistem Pancasila sama sekali tidak membutuhkan legalisasi apakah ia memiliki model negara Islam atau sekuler.
Suatu negara, yang sebagian dari dasar-dasar bernegaranya diajarkan Islam, tidak dapat dikategorikan sebagai negara Islam. Akan halnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…