Farmasi: Harga Itu Yang Demam
Edisi: 04/15 / Tanggal : 1985-03-23 / Halaman : 73 / Rubrik : EB / Penulis :
KANTUNG konsumen obat, termasuk perusahaan-perusahaan yang menanggung pengobatan karyawan, semakin dalam dirogoh perusahaan farmasi. Perusahaan obat agaknya tak sabar lagi menunggu untuk menaikkan standar harga eceran tertinggi. Lewat formulir C-5, mereka memaksa Dirjen POM untuk mengubah tarif yang tercantum dalam buku Informasi Harga Obat (IHO), yang berlaku sampai 30 Juni 1985. Padahal, IHO terbitan Juli 1984 itu telah menyusun harga patokan yang diproyeksikan bisa bertahan minimal sampai 10 bulan ke muka (April 1985).
Ternyata, dalam triwulan pertama 1985 ini sudah dua suplemen IHO yang dikeluarkan Dirjen POM, yang isinya menaikkan harga eceran tertinggi obat-obatan 2% -17%. Suplemen pertama mencantumkan 2.021 macam obat yang telah ditinjau kembali harganya, yang berlaku sejak I Februari. Suplemen kedua, yang dikeluarkan awal Maret, kini juga sudah di tangan pabrik-pabrik farmasi. Kemungkinan, suplemen berikut akan segera menyusul sehingga sekitar 7.000 macam obat keluaran…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…