Cengkareng Kacau, Maklum Masih Baru
Edisi: 06/15 / Tanggal : 1985-04-06 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :
DRAMA singkat itu berlangsung sekitar 20 menit. Pada pukul 10.15 Senin 1 April lalu, pesawat Airbus A-3 10 punya Singapore Airlines dengan nomor penerbangan 202 mendarat di pelabuhan udara internasional Cengkareng. Ini penerbangan internasional pertama yang mendarat di Cengkareng, sejak pengoperasian penuh bandar udara tersebut hari itu.
Tepat pukul 10.20 pesawat dengan 173 penumpang itu berhenti di terminal A2, moncongnya tepat pada bulatan kuning di titik berhenti pesawat. Pelan-pelan belalai (aerobridge) bergerak mendekati, ujungnya agak terguncang-guncang. Di ujung belalai telah siap duta besar Singapura untuk Indonesia J.F. Conceicao dengan rombongannya, para pejabat Departemen Luar Negeri dan Dirjen Perhubungan Udara Sutoyo. Mereka menjemput S. Jayakumar dan Yeo Chew Tang, dua menteri Singapura yang datang untuk mempersiapkan kunjungan PM Lee Kuan Yew. Di lorong di belakang belalai tampak Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin dan direktur utama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PUJC) Karno Barkah.
Seorang petugas pengendali belalai memutar-mutar tombol, tapi ujung belalai tak juga bisa mendekati pintu depan pesawat. Seorang petugas lain membantu. Ia juga gagal. Mereka tampak grogi dan berkeringat. Sepuluh menit telah lewat, tapi itu belalai tetap bandel. Dubes Conceicao menggeleng-gelengkan kepala. Komentar pun bermunculan. Dirjen Sutoyo bergumam, "Ya, tldak bisa, wong pesawat itu terlalu maju."
Lima belas menit berlalu. Wajah kedua petugas belalai makin pucat. Apa boleh buat, pilot airbus terpaksa diminta mengundurkan pesawatnya, agar pintu depan pesawatnya terjangkau belalai elektronik. Baru setelah pesawat mundur, belalai bisa mencaplok pintu pesawat, tepat pukul 10.40. Semua orang pun tersenyum lega.
Sepuluh penumpang pertama, termasuk kedua menteri Singapura itu, memperoleh kalungan bunga dan juga jabatan tangan Roesmin Nurjadin dan Karno Barkah. "Saya, sebagai orang Indonesia, agak malu dengan kejadian tadl," kata salah seorang penumpang yang tidak kebagian kalungan bunga. Dubes Conceicao mengelak menanggapi "insiden" singkat tersebut dan membelokkan percakapan dengan mengomentari arsitektur PUJC yang katanya sangat indah, dan "mencerminkan kebudayaan Indonesia".
Menurut Menteri Roesmin, insiden belalai itu terjadi karena kesalahan petugas menara. "Seharusnya pesawat itu berhenti di terminal A3, tapi tower memerintahkannya berhenti di terminal A2. Lebih dari itu, parking master menyangka, yang datang pesawat Boeing 747, hingga meminta pesawat parkir di bundaran kuning tempat berhenti Boeing 747. Akibatnya, belalai tak bisa mendekati pintu pesawat," katanya. Tapi buru-buru ditambahkannya, "Ini 'kan masih baru. Lumrah kalau masih ada keseretan. Waktu operasi pertama Changi saja, belalai baru klop ke pintu pesawat setelah makan waktu dua jam," kata Roesmin Nurjadin.
Ya, maklum, masih baru. Ucapan ini begitu seringnya terdengar pada hari pertama pengoperasian pelabuhan udara yang nama asingnya Jakarta International Airport Cengkareng aIAC) ini. Maklum, masih baru itu pula yang mendorong ribuan orang, kebanyakan pelajar dan masyarakat setempat, menembus panas terik, mengunjungi JIAC pada hari-hari pertama April ini.
Suasananya seperti piknik. Ibu-ibu berpayung datang sambil menggendong bayi dan menggandeng anak-anak. Bis PPD penuh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?