Lain Cengkareng, Lain Changi

Edisi: 06/15 / Tanggal : 1985-04-06 / Halaman : 16 / Rubrik : NAS / Penulis :


JAKARTA kini mempunyai obyek wisata baru. Ribuan warga Ibu Kota berduyun-duyun menuju Cengkareng, Minggu lalu. Tujuannya: menonton proyek yang menghabiskan biaya Rp 455 milyar, pelabuhan udara internasional Jakarta. Kesan piknik pada hari libur mewarnai suasana persiapan terakhir pengoperasian secara penuh pelud Cengkareng itu Senin pekan ini.

Kompleks bangunan dengan konstruksi atap joglo dan cat cokelat itu, yang dilengkapi sebuah kolam seluas 140.000 m2 di pintu masuk, agaknya memang menarik untuk ditonton. Seluruh lapangan udara dengan dua buah landasan pacu (run way), masing-masing 2.400 m, menempati areal sekitar 2.000 ha, kurang lebih seperempat Kota Bandung. Kalau kelak selesai, semua areal pelud Cengkareng akan seluas 4.000 ha. Bangunan yang sudah berdiri berupa satu terminal, dari tiga buah yang direncanakan - yaitu subunit penumpang imternasional, domestik, dan khusus Garuda Indonesia Airways (GIA) - serta terminal barang.

Apron internasional yang sudah diselesaikan mampu menampung tujuh Boeing-747 atau DC-10. Sedang apron untuk domestik bisa dipakai memarkir 14 pesawat badan lebar A-300, delapan F-28, dan empat Boeing 747 cargo.

Setelah berfungsi penuh, pelud Cengkareng tahun ini juga, rencananya, mampu melayani 2,4 juta penumpang penerbangan luar negeri dan 6,4 juta untuk dalam negeri, ditambah penumpang singgah (transit) sekitar 174.000 orang. Dengan dua terminal yang akan dibangun selama dekade mendatang, Cengkareng akan mampu melayani penumpang sebanyak 31,4 juta orang setahun: 7,7 juta orang untuk internasional dan 23,6 juta untuk domestik pada tahun 2000.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?