Salemba Bobol Kemana Mereka Lari?; Ia Lari. Ia Ditembak. Sejumlah...
Edisi: 15/15 / Tanggal : 1985-06-08 / Halaman : 60 / Rubrik : KRI / Penulis :
PUKUL sebelas Minggu lalu, di muka dan bagian belakang sebuah rumah petak di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur, tampak enam sosok bayangan di kedininan malam.
Salah seorang di antara mereka kemudian mengetuk pintu depan. Tak ada sahutan. Tapi dari arah belakang terdengar suara pintu terbuka. Dan seorang lelaki bertubuh gempal berlari ke luar. Melihat ada tiga bayangan mencegat, di sana, lelaki itu memutar, dan berlari ke depan. Lelaki itu Hendro Sucipto, 29, salah seorang pelarian dari rumah tahanan (rutan) Salemba, akhirnya bisa diborgol.
"Tunjukkan di mana teman-temanmu," ujar Capa Padi Rijanto, pemimpin penyergapan Polres Jakarta Timur, dengan nada datar tapi tegas. Hendro, yang kumisnya telah tercukur licin, menyatakan bahwa teman-temannya ada di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ia diantar ke sana. Namun, begitu tiba di tempat yang dikatakannya tempat persembunyian teman-temannya, Hendro mencoba lari. Tembakan peringatan tak digubris. Maka, entah berapa peluru mengejar punggungnya.
Pelarian rutan Salemba itu pun roboh. Keesokan paginya ia dibawa ke LKUI untuk diautopsi. "Kalau tahanan lain tetap tak mau menyerah, bakal mengalami nasib seperti ini," ujar Kolonel Ibrahim, kepala Ditserse Polda Jakarta, Senin pekan ini.
Penembakan atas Hendro terjadi tepat satu minggu setelah 32 tahanan lari dari rutan Salemba, Jakarta Pusat. Mereka lari, Minggu akhir bulan lalu, dengan cara yang hampir tak masuk akal: bukan dengan cara menggergaji terali besi, menjebol dinding, atau memanjat pagar tembok seperti biasa dilakukan pelarian umumnya. Melainkan, di suatu siang bolong, mereka beramai-ramai mendorong-dorong pintu gerbang dan merusakkan gemboknya. Pekerjaan itu dipermudah karena ternyata - hanya satu dari empat lapis pintu gerbang yang terkunci.
Pelarian itu, yang menurut polisi sudah direncanakan secara matang, diduga dimotori oleh "kelompok Kwini", yang terdiri dari Bambang Heru, 30, Hendro Sucipto, 29, Supriyanto, 21, Rudy Siyaranamual, 35, dan Suparno, 28. Kelimanya perampok di Jalan Kwini, Jakarta Pusat, yang menewaskan Nyonya Lamria Marpaung dan menjarah emas perkiasan yang konon bernilai hampir Rp 1 milyar. Sebelum itu, kelompok ini sudah beberapa kali merampok. Tak hanya di Jakarta, tapi juga di beberapa kota lain (lihat: Sama Banditnya, Lain Gayanya).
Terhadap Hendro, polisi agaknya merasa perlu bersikap ekstrakeras. Selain dia memang diduga salah seorang perencana pelarian, dan tergolong penjahat kelas berat, kematiannya diharap bisa memancing pelarian lain yang masih bersembunyi. Bila ada yang tetap tak mau menyerah, kapolda Jakarta Mayjen Soedarmadji mengancam, mereka akan disukabumikan. "Suka artinya senang, bumi artinya tanah, alias lebih senang jadi cacing," ujar Soedarmadil serius.
Ia memang sangat serius menangani soal pelarian itu. Bagaimana tidak? Dari 32 tahanan yang lari, yang 10 adalah tahanan kasus narkotik. Satu di antaranya, Husni alias Yono, 35, adalah terhukum mati yang kini sedang menanti putusan Mahkamah Agung. Dua belas pelarian lain - termasuk "kelompok Kwini" - menurut catatan rutan Salemba, adalah tahanan yang terlibat kasus pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan. "Bila mereka berada di luar, terus terang, kami khawatir, angka kriminalitas bakal naik," kata seorang perwira polisi.
Itu sebabnya, lima hari setelah terjadi pelarian, kapolda Jakarta membentuk Satgas Buru 32. Satuan yang dikomandani Mayor Zyaeri, kepala Dinas Kriminil Khusus Polda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…