Mengukur Kawasan Suci Sebuah Pura

Edisi: 51/23 / Tanggal : 1994-02-19 / Halaman : 94 / Rubrik : AG / Penulis : JK


INILAH pertentangan antara dunia bisnis dan keyakinan. Itu terjadi di pantai Tanah Lot, Tabanan, Bali, akhir Januari lalu. Ketika itu sekitar seratus mahasiswa dan pemuda melakukan protes terhadap pembangunan Bali Nirwana Resort (BNR), sebuah megaproyek di bidang pariwisata yang akan dibangun dekat Pura Tanah Lot. Mereka takut proyek tersebut akan menodai kesucian Pura Tanah Lot.

Beberapa hari kemudian, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, secara khusus, membahas soal ini. Dari pertemuan sehari tersebut, lahirlah bhisama, semacam fatwa, dari PHDI terhadap kesucian pura.

Isi bhisama, tentang radius pura yang dianggap sakral. Untuk pura Sad Kahyangan (enam pura besar di Bali), jarak permukiman penduduk atau bangunan lainnya dari pura sedikitnya harus apeneleng agung (sepemandangan jauh). Itu diperkirakan sekitar 5 km. Sedangkan untuk Dang Kahyangan (pura yang lebih kecil), apeneleng alit (sepemandangan dekat) diperkirakan sekitar 2 km. Bhisama ini lahir, kata Ketut Wiana, Wakil Sekjen…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…