Paspor-pasppor Mister Wong

Edisi: 21/15 / Tanggal : 1985-07-20 / Halaman : 64 / Rubrik : KRI / Penulis :


SORE itu, 30 Juni 1985, di bandar udara (bandara) Soekarno-Hatta mendarat pesawat jumbo jet Boeing 747 milik maskapai penerbangan KLM dari Amsterdam Dari pesawat tadi turun lima penumpang berkulit kuning. Kelimanya tampak kebingungan dan mencurigakan. Petugas Imigrasi tambah curiga ketika mereka menunjukkan paspor RI.

Apalagi mereka itu tak bisa berbahasa Indonesia. Kuning kulitnya tak seperti Cina Glodok. Ejaan namanya pun tak lazim, tak seperti nama keturunan Cina di sini. Dengar saja: Li Ri Hong, Wang Xing Ming, Zheng Zi Qiang, Zhang Zeng Hong, Huang Jin Zhu. Nama-nama itu lebih mirip nama orang RRC dalam ejaan yang baru. Pada paspor mereka juga tak ada cap segitiga, yang menunjukkan keberangkatan mereka dari wilayah Indonesia sebelumnya.

Tentu saja. Sebab, sebelum ini mereka belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Mereka adalah warga negara RRC, yang mendapatkan paspor RI di Bangkok lewat calo, dan bertujuan pergi ke Meksiko untuk selanjutnya menyelusup ke AS. Mereka kelihatannya ingin mengubah nasib dengan menjadi imigran gelap di negeri orang. (Lihat: Orang-Orang dari Fukien).

Kelima orang RRC yang nyasar ke Cengkareng itu ternyata merupakan bagian dari rombongan 22 orang, yang pada tanggal 25 Juni 1985 mendarat di Meksiko. Mereka itu, yang 21 orang RRC dan satunya, Wong Sin Fat alias Yohanes Purwadi, 42, - atau biasa dipanggil Mr. Wong - adalah warga negara RI. Rombongan yang dipimpin Mr. Wong itu ditolak masuk Meksiko karena tak memiliki tiket return. Pemerintah sana kabarnya khawatir, rombongan yang datang dengan visa turis itu akan menjadi pemukim gelap disana.

Penolakan dipertegas, setelah pihak KBRI yang dihubungi juga tak berani menjamin mereka karena ragu terhadap keabsahan paspor Mr. Wong dan kawan-kawan. Maka mereka kemudian dideportasikan, kembali ke Amsterdam. Dari Amsterdam, mereka dikirim lagi ke negara asal pemberangkatan mula-mula, yaitu Bangkok.

Tetapi, menurut dubes Meksiko untuk Indonesia, Mr. Guillermo Corona, penolakan terhadap orang-orang Cina itu bukan karena mereka tak punya tiket return. Bukan pula karena nama mereka telah masuk daftar hitam, atau menggunakan paspor yang pernah dilaporkan hilang. Mereka tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…