Teater Buruh Dan Wek-wek

Edisi: 51/23 / Tanggal : 1994-02-19 / Halaman : 99 / Rubrik : TER / Penulis : DAHANA, RADHAR PANCA


CELAKA, upaya pembelaan Gareng kandas di pengadilan. Dan itu karena Petruk, buruh pabrik kolor yang hendak dibelanya, tak bisa menjawab pertanyaan. Dari mulutnya hanya keluar bunyi "wek...wek."

Itulah sepenggal adegan pementasan Teater Abu (Aneka Buruh), grup teater yang anggotanya terdiri dari para buruh berbagai industri. Mengambil lakon Mentok (itik), Ahad dua pekan lalu, keseharian masyarakat "awam" yang sering disebut sebagai lugas, lugu, dan sederhana itu ternyata bisa menjadi "plastis" di panggung Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan.

Mentok merupakan gubahan dari naskah Wek Wek karya almarhum Djadug Djajakusuma, tokoh teater dan film. Mentok menyusupkan persoalan yang hampir rutin di sebuah pabrik: kecurigaan pemilik pabrik pada kecerobohan dan manipulasi pekerjanya. Dari awal, pementasan ini menyajikan simbol-simbol untuk memproduksi makna yang berlapis: penggunaan karakter…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…