Pengusiran Itu Bukan Penghinaan
Edisi: 08/14 / Tanggal : 1984-04-21 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :
BEGITU keluar dari gerbang lapangan terbang Halim Perdanakusuma, Kamis malam pekan lalu, Letnan Kolonel Sebastian Ismail langsung diberondong jepretan puluhan kamera wartawan yang telah lebih dari dua jam menunggu. "Saya diusir!," teriaknya sambil mengacungkan tinju. Siapa yang mengusir? Setengah berteriak, atase pertahanan (athan) Rl di Papua Nugini yang baru kembali dari Port Moresby lewat HongKong menumpang pesawat Cathay Pacific itu menjawab, "Pemerintah Papua Nugini."
Ismail, 43, yang malam itu mengenakan jas hitam dan celana abu-abu, menolak menjelaskan lebih lanjut. "Beri saya kesempatan melapor dulu ke Pangab," katanya pada wartawan yang merubung.
Esoknya, puluhan wartawan pun menanti di luar ruang kerja Pangab Jenderal L.B. Moerdani, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, ketika Letnan Kolonel Ismail melapor. Seusai acara itu, Jenderal Benny Moerdani mengungkapkan pengusiran Ismail merupakan peristiwa kedua sejak diusirnya athan RI di Beijing oleh pemerintah RRC tatkala hubungan memburuk pada 1966. Pangab menilai, pengusiran Ismail oleh pemerintah PNG pekan lalu bukan tindakanyang tidak bersahabat, tapi "hal yang sukar dimengerti". Ia juga tidak menganggap pengusiran itu penghinaan terhadap Indonesia. "Kita harus melihat dulu alasan mereka, dan jangan terlalu cepat mengambil sikap," katanya. Tindakan balasan? "Saya kira itu tidak perlu," sahutnya.
Siangnya, Menlu Mochtar Kusumaatmadja menegaskan hal yang sama. "Tidak ada maksud pemerintah untuk mengambil tindakan balasan," katanya dalam suatu jumpa pers di gedung Deplu, Pejambon. Pernyataan itu diucapkannya setelah sekitar dua jam berunding dengan Jenderal Benny, Menhankam Jenderal Poniman, Mendagri Soepardjo Rustam, dan Menteri Transmigrasi Martono. Mereka membicarakan persiapan kedatangan menlu PNG Rabbie Namaliu, yang tiba Sabtu keesokan harinya, dengan pesawat Garuda dari Sydney,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?