Dari Serambi Gemerlap

Edisi: 08/14 / Tanggal : 1984-04-21 / Halaman : 34 / Rubrik : ILS / Penulis :


PETER SIE.
Peter Sie, 54, masih tetap bertahan. Karya-karyanya memang tidak tampak dalam pameran busana akhir-akhir ini, tapi kreasinya masih dicari orang. Sebagai salah seoran pendiri PAPMI (Persatuan Ahli Perancang Mode Indonesia), tampaknya Peter belum bergerak dari "istana" haute couture alias "busana tinggi". Peter masih tetap memegang rekor untuk kualitas jahitannya, keapikan desainnya, dan tentu saja kemahalannya.

Bagi Peter Sie, tiap langganan adalah khas. Sebelum dla merancang, dia harus mengetahui latar belakang kehidupan si pemesan, wataknya, dan untuk apa busana itu dibuat. Langganan lama tentu saja cukup cuma mengirim bahan dengan sedikit pesan kapan busana itu dikehendaki. Tak sulit bagi Peter: tiap langganan sudah dibuatkannya sebuah boneka dengan ukuran tubuh yang sesungguhnya.

Pada umumnya, langganan Peter adalah wanita-wanita yang sudah mukti dan mapan, "dan sudah'mengerti bagaimana berpakaian bagus," seperti kata Peter sendiri. Di antara mereka: tokoh bisnis Kartini Mulyadi,. Pia Alisyahbana (pemimpin redaksi Dei), Mien Sudarpo (istri usahawan terkemuka), Dian Ciputra (istri pengusaha real estate Ciputra), Atina Norman Sasono (istri bekas panglima Kodam V Jaya), Ratna Sari Dewi Sukarno, dan banyak lagi.

Berapa harga desain jahit? Peter cuma berkata, "Di atas Rp 100.000 sampai... yah ....

Penganut gaya neo klasik ini percaya bahwa desainnya bisa bertahan sampai tahunan. Jahitannya juga sebagian besar dikerjakan dengan tangan yang sangat rapi. Generasi muda yang diperkirakan akan mengikuti langkahnya ialah Samuel Wattimena, Chossy Latu (yang kini banyak mengarah ke busana panggung), dan Maartri Djorghi, pemenang pertama Lomba Perancang Mode 1980 majalah Femina dan Gadis.

Menurut Peter, tiap bulan dia bisa merancang sekitar 20 busana. "Tapi kalau lagi capek, paling cuma 14 atau 16 saja," katanya. Tambahnya, "Nonsens kalau ada orang yang mengaku dia mencipta." Sebab, menurut Peter, semua itu tidak ada yang asli "Saya juga bukan desainer, Iho," katanya sambil tertawa. "Lha di KTP saya juga disebut cuma tukang jahit kok."

Lahir di Bogor, bujangan ini pernah sekolah di Den Haag khusus untuk membuat pakaian pria dan wanita. Tahun 1950 ketika tamat, Peter terpilih sebagai salah seorang murid dari 10 terbaik dan mendapat kesempatan bekerja praktek di sana. Tahun 1953, dia kembali ke Indonesia.

DHANY DAHLAN.
Namanya Asih Dahyani Dahlan. Lebih dikenal sebagai Dhany Dahlan. Kata orang, anak tokoh politik Islam Dahlan Ranumihardjo ini punya wajah Indonesia. Hidungnya yang mungil didukung oleh matanya yang bulat indah dan tajam. Rambutnya lurus hitam dan kulitnya kopi susu. Sesekali tersembul senyumnya dari bibirnya yang tebal. Peragawati kelas top ini menjelmakan sensualitas wajah klasik wanita Indonesia.

Dunia yang dimilikinya sekarang bermula pada tahun 1976. Karena desakan teman-temannya, Dhany, yang pernah jadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam itu, turut dalam pemilihan Putri Indonesia 1976 yang diselenggarakan majalah Gadis. Hasilnya? "Cuma salah satu finalis doang," ujarnya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

N
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28

Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…

M
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21

Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…

K
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21

Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…