Arsitek Besar Dan Mahal Itu, Di Jakarta

Edisi: 11/14 / Tanggal : 1984-05-12 / Halaman : 76 / Rubrik : SR / Penulis :


SELAIN ternama, Arsitek Paul Rudolph terbilang sosok penting dalam sejarah perkembangan arsitektur dunia. Minggu lalu, arsitek yang akan menangani sebuah perkantoran berlantai 24 di Jakarta - Wisma Dharmala (TEMPO, 18 Februari 1984) itu muncul di Jakarta mengiringi pamerannya di Taman Ismail Marzuki.

Namun, Paul Rudolph tidak terlihat secara utuh pada pameran itu. Materi pameran hanya berupa tiga perencanaan lengkap karya-karyanya yang agaknya paling akhir.

Selain Wisma Dharmala (1982), dipamerkan pula rencana sebuah pertokoan (1979) dan sebuah permukiman (1980), keduanya di Singapura. Padahal, sisi "besar" Paul Rudolph sebenarnya adalah keperintisannya pada masa-masa awal arsitektur modern bukan masa kini.

Sesudah Perang Dunia II, Paul Rudolph bersama dua arsitek besar, Le Corbusier dan Eero Saarinen, disebutkan sebagai menghembuskan napas baru dalam arsitektur modern, yaitu "Sensualisme Baru" dengan menghadirkan bangunan-bangunan yang skuptural (mirip patung). Sedangkan pada masa itu menerapkan bidang- bidang rata yang plastis pada bangunan - yang mengingatkan orang pada patung - terbilang radikal. Pada saat itu, kecenderungan umum adalah gaya yang menekankan fungsi. "Fanatisme fungsi", yang dicetuskan gerakan Bauhaus di Jerman, beranggapan bahwa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…