Masalah Perbatasan Di Asia Tenggara

Edisi: 12/14 / Tanggal : 1984-05-19 / Halaman : 38 / Rubrik : KL / Penulis : ONGHOKHAM


MASALAH perbatasan bagi Indonesia relatif tidak demikian besar. Sebab, negara kita adalah kepulauan, dan batas-batasnya adalah alam, yakni laut. Hanya di Irian Jaya dan Kalimantan, Indonesia memiliki batas daratan yang cukup panjang. Karena manusia biasanya tinggal di darat, perbatasan darat dianggap relatif lebih memusingkan. Para tetangga kita di daratan Asia Tenggara dapat bercerita baik.

Menurut para ahli sejarah Asia Tenggara, konsep perbatasan yang tegas seperti di Barat tidak dimiliki oleh kesatuan-kesatuan politik tradisional di kawasan ini. Negara dalam konsep tradisional adalah ibu kota -- khususnya keraton, dan secara lebih khusus lagi tahta (Jawa: Siti Inggil). Sampai kini, misalnya, orang di sekitar Yogyakarta atau Surakarta, kalau ke kota, mengatakan bahwa mereka pergi ke negari. Negara (negari) identik dengan kota (keraton).

Makin jauh sebuah daerah berada dari keraton, makin jauhlah pengaruh kerajaan. Banyak daerah di antara pusat-pusat kota-keraton yang tidak bertuan, atau bertuan dua, tiga, bahkan lebih. Dengan sedirinya, perebutan pengaruh politik di daerah perbatasan atau pinggiran besar sekali.

Konsepsi tradisional mengenai negara, dengan keraton sebagai pusat dan bukan wilayah, mempunyai berbagai sebab dari konsekuensinya. Negara tradisional adalah lemah bila dibanding negara modern -- tidak memiliki birokrasi, tentara, dan lain-lain untuk menduduki daerah taklukan: Fungsi keraton/negara terhadap daerah sebagian besar sebagai perantara dengan dunia luar, serta sebagai pusat budaya dan pusat metropolitan.

Tentu ada fungsi-fungsi lain -- seperi perlindungan. Sebaliknya, keraton hidup dari upeti. Bagaimanapun, pentingnya keraton sebagai pusat budaya, hiburan, dan kerohanian adalah karena masalah-masalah ini jauh lebih mudah diorganisasikan dan memerlukan biaya jauh lebih sedikit daripada birokrasi ataupun tentara yang efisien.

Dalam sejarah Indonesia, contoh klasik hubungan pusat-daerah seperti yang digambarkan itu diberikan oleh Mataram. Keadaan politis kerajaan-kerajaan atau kesultanan maritim kiranya tidak banyak berbeda dengan keadaan Mataram, tapi mengenai Mataram ada lebih banyak bahan.

Dari saat berdirinya Mataram, kira-kira akhir abad ke-16 sampai tahun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…