Apa Yang Sebenarnya Terjadi Di Dumai

Edisi: 23/14 / Tanggal : 1984-08-04 / Halaman : 71 / Rubrik : EB / Penulis :


KETIKA Proyek Perluasan Kilang Dumai (PPKD) di Riau diresmikan Presiden Soeharto, Februari lalu, harapan pemerintah bisa memenuhi kebutuhan BBM sendiri tampaknya bukan lagi angan-angan. Tambahan suplai cukup besar diharapkan dari kilang yang mempunyai kemampuan mengubah residu lilin berkadar belerang rendah (LSWR) menjadi pelbagai produk BBM itu. Dengan demikian, devisa sebesar US$ 200 juta, yang setiap tahun digunakan untuk membeli BBM dari kilang di Singapura, bisa dihemat.

Tapi ternyata, pekan lalu, harian Kompas memberitakan sesuatu yang menyentakkan: bahwa unit hydrocracker, yang diharapkan bisa mengolah LSWR menjadi BBM, sampai sekarang "belum bisa beroperasi secara normal". Kata koran beroplah terbesar ini, yang mengutip seorang pejabat disitu, pihak pengelola di sana ternyata masih bekerja pada tahap uji coba peralatan vital ltu. Karena tenaga ahli pihak kontraktor sdah banyak yang meninggalkan proyek itu, kata koran tadi, tahap uji coba dilakukan oleh tenaga Indonesia sendiri.

Yang terkena oleh berita itu tentu saja membantah. Kata Tabrani Ismail, koordinator Tim Manajemen Proyek Pertamina, berita itu "sama sekali tidak benar". Semua tenaga ahli, yang seluruhnya berjumlah 646 orang, masih tetap berada di proyek itu.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…