Ilmu Menilik Bunuh Diri
Edisi: 23/14 / Tanggal : 1984-08-04 / Halaman : 79 / Rubrik : PDK / Penulis :
BERTAMBAHNYA pemeluk agama, meningkatnya kemakmuran, dan majunya teknologi ternyata tidak mengurangi percobaan bunuh diri (PBD) dan tindakan bunuh diri (TBD). Paling tidak, demikianlah kesimpulan yang ditarik Arrohman Prajitno, 49, psikiater dan kepala Biro Kesehatan Jiwa, RS TNI-AL Dr. Mintohardjo, Jakarta.
Sulit dan kompleksnya masalah PBD memang telah mengundang pelbagai ilmu dan pandangan untuk memberikan penjelasan. Gejala itu pernah ditilik dari sudut filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi budaya, dan kesehatan masyarakat. Tetapi, "Semua penjelasan itu tidak pernah memuaskan," ujar Prajitno.
Maka, sejak 1 April 1982 hingga 31 Maret 1983, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (1961) itu melakukan penelitian yang-difokuskan pada hubungan potensial antara PBD dan diagnosa psikiatrik serta faktor-faktor sosiokultural. Populasi pasien PBD diambil dari 13 rumah sakit umum di Jakarta.
Hasilnya adalah scbuah disertasi, yang menganugerahkan gelar doktor bagi Arrohman Prajitno pada promosi di hadapan Scnat Guru Besar Universitas Indonesia, Jakarta,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…