Bom Dan Telepon Gelap

Edisi: 38/14 / Tanggal : 1984-11-17 / Halaman : 16 / Rubrik : NAS / Penulis :


MENJELANG lohor, Senin pekan lalu, 4.000-an karyawan Departemen Perindustrian tiba-tiba berhamburan dari kantor mereka, sebuah gedung berlantai 21 di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Rupanya, beberapa saat sebelumnya, seorang pegawai di lantai 19 menerima ancaman telepon bahwa gedung itu akan diledakkan. Para karyawan, yang semula bergerombol di depan gedung, akhirnya berangsur pulang ke rumah masing-masing, setelah menanti empat jam lebih, ledakan itu tak kunjung datang. "Bisa saja terjadi, itu cuma gurau antarteman," kata Hartono, staf Humas di sana.

Ancaman dari penelepon gelap tampaknya sekarang melanda Jakarta. Sehari setelah kasus tadi, gedung pusat Pertamina, di Jalan Perwira, Jakarta Pusat, juga menerima ancaman yang sama. Kali ini di sekitar tempat yang disebutkan penelepon gelap sebagai tempat bom terlihat sebuah bungkusan yang mencurigakan. Petugas Jihandak (penjinak bahan peledak) Gegana segera dikirimkan ke sana. "Eh, tahunya yang ditemui hanya trafo tua yang sudah rusak," ujar seorang pejabat di Polda Metro Jaya kepada TEMPO.

Gara-gara telepon gelap itu kesibukan pun terasa di Pusat Komando dan Pengendalian…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?