Raja Kayu Dan Lampu Aladin

Edisi: 20/23 / Tanggal : 1993-07-17 / Halaman : 29 / Rubrik : EB / Penulis : GTR

SEORANG bankir swasta terkemuka di Jakarta beranggapan, "Prajogo sekarang lagi jadi sasaran tembak." Menurut si bankir yang kenal baik dengan Prajogo, "apa pun yang dibuat Prajogo, jadinya bisa serba salah". Maka dia mengimbau kepada raja kayu itu agar "tiarap dulu, sampai suasana menjadi reda kembali."

Boleh jadi imbauan si bankir itu benar, tapi boleh jadi juga tidak. Sebab serentetan kritik yang dialamatkan kepada Prajogo tidak membuat beberapa bankir dan pengusaha di Jakarta merasa ragu untuk mengacungkan jempol kepada timber baron itu, untuk meminjam istilah yang dipakai mingguan Far Eastern Economic Review. Pesta perkenalan PT Barito Pacific Timber di hotel megah Hyatt, Jakarta, 7 Juli lalu sebelum konglomerasi itu diizinkan masuk bursa oleh Bapepam dinilai tepat waktunya oleh kalangan bisnis. "Tidak ada saat yang lebih tepat dari sekarang untuk public expose," kata seorang pengusaha yang dekat dengan Prajogo.

Si pengusaha lalu menunjuk pada harga kayu lapis, sapi perah BPT yang lagi melambung harganya. Tiga bulan lalu, misalnya, semeter kubik kayu lapis tidak mau beranjak dari US$ 330. Namun sejak itu, terutama karena derasnya permintaan dari RRC, harga kayu lapis mulai merangkak, dan pekan lalu bertengger pada US$ 480 per meter kubik.

Sulitnya industri perkayuan di luar negeri memperoleh kayu gelondongan, karena sudah lama dilarang keluar dari sini, yang baru belakangan diikuti pula oleh Malaysia, memang ikut mendongkrak harga…

Keywords: -

---

Foto Terkait