Menyoal Konglomerat Masuk Bursa
Edisi: 20/23 / Tanggal : 1993-07-17 / Halaman : 30 / Rubrik : EB / Penulis : WMU
LANTAI Bursa Efek Jakarta tampaknya akan bergetar. Apalagi kalau bukan lantaran entakan kaki raksasa beraset Rp 2 triliun: PT Barito Pacific Timber (BPT). Konglomerasi bisnis yang dikomandoi Prajogo Pangestu ini mungkin saja akan melambungkan indeks harga saham yang belakangan mengambang pada angka 358-360 point.
BPT, seperti diungkap Prayogo saat public expose Rabu pekan lalu, bakal melempar ke publik sekitar 9% dari 700 juta sahamnya, atau sekitar 60 juta lembar. Praktis, jumlah ini akan melebihi nilai total emisi saham yang pernah ditawarkan PT Indah Kiat Pulp & Paper, PT Astra International Inc., atau bahkan PT Indocement. Dan tak mustahil, perolehan Barito kelak merupakan emisi saham terbesar sepanjang sejarah pasar modal di sini.
Terbesar atau bukan, penarikan dana murah dari masyarakat sering menimbulkan syak wasangka dan curiga. Mengapa? "Sejak 1989, kalau kita teliti, ada yang memakainya secara tak wajar," kata Jasso Winarto, Direktur Eksekutif Sigma Riset, yang rajin memantau pasar saham ini.
Adapun Prajogo, dengan rencananya untuk masuk bursa dengan hasil emisi Rp 300-500 miliar menyatakan bahwa 20%-nya akan dipakai untuk memperbaiki struktur modal (alias membayar utang, terutama di Bank Dagang Negara), 55% untuk membangun industri pulp dan kertas, dan sisanya untuk mengembangkan hutan tanaman industri (HTI). Mungkin sementara ini Prajogo cukup menjawab begitu,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…