Pulau-pulau Para Penyelundup
Edisi: 42/14 / Tanggal : 1984-12-15 / Halaman : 45 / Rubrik : SEL / Penulis :
DI Antillen Kecil, penyelundupan sudah menjadi gaya hidup. Merupakan untaian pulau di Hindia Barat, ia terentang ke arah barat daya - dimulai dari Puerto Rico hingga hampir menyinggung punggung timur laut daratan Amerika Selatan. Letak geografis yang rawan, dan keadaan kamtibmas yang rapuh, menjadikan Antillen Kecil kawasan empuk bagi tindak kejahatan ekonomi.
Penghuni pulau-pulau ini umumnya berasal dari Afrika. Mereka turunan budak yang dipaksa datang dari negeri-negeri tepi pantai, misalnya dari kawasan yang sekarang disebut Nigeria dan Dahomey. Meski kecipratan darah Indian Karibia dan kelompok kecil orang Skot dan Irlandia yang menetap di sana, kebudayaan Afrika mereka masih tampil menonjol. Seiring dengan pembebasan budak pada 1834 dan ditutupnya beberapa perkebunan, penduduk membentuk suatu masyarakat yang terikat pada dongeng, takhyul, dan kemiskinan.
Mereka hidup dari menanam sayur-mayur dan buah-buahan. Atau, lebih gampang, mencarinya di semak belukar. Ikan, yang mereka tangkap di sungai atau di laut, merupakan sumber utama protein. Kesempatan untuk pengembangan ekonomi sangat terbatas, dan kemungkinan perubahan cuma sedikit - kecuali orang terjun ke bidang politik, dengan ganjaran yang mencengangkan.
Seperti dikatakan Horace Beck, yang menulis dalam majalah Natural History, hampir semua orang India Barat konon mengangan-angankan tiga jurus profesi: pemilik kedai tuak, pemilik perahu dagang kecil, atau pembuat perahu. Dan tidak setiap orang mampu meraih cita-cita itu.
Status rupanya penting. Tapi untuk status diperlukan uang - dan itulah yang sulit diperoleh di sana. Apalagi melalui sistem ekonomi tradisional: membeli 10 sen dan menjual 12 sen. Kapan kayanya, dengan cara itu? Itulah yang mendorong mereka mengambil jalan pintas: terjun ke dalam bisnis penyelundupan untuk meraih dua status sekaligus: sosial dan ekonomi.
Karena sebab-sebab ekonomi dan geografis, bukan hal kebetulan bila penyelundupan berkembang kiak. Terletak di ujung utara Kepulauan, Saint Martin dan Saint Barthelemy (Saint Barts) adalah dua pelabuhan bebas bea. Di sini barang-barang dapat diperjualbelikan sedikit di bawah harga umum. Lagi pula tingkat tarif dan harga berbeda dari pulau ke pulau - dan pada pulau yang harganya lebih tinggilah daya tarik kaum selundup terpusat.
Di Antillen Kecil, angin biasanya bertiup dari timur. Untaian pulau ini menahan dan memecah arus dan badai yang datang dari Samudra Atlantik. Di balik pulau-pulau berserakan itulah para penyelundup berlindung, berlayar menepi-nepi dari satu daratan ke daratan lain, dengan lancar dan aman. Bahkan memunggah barang, menyimpannya sementara di suatu tempat, untuk kemudian melegonya.
Tak ada yang tahu pasti jumlah orang yang terlibat dalam tindak itu. Tapi diperkirakan 80% jumlah penduduk pria mengambil bagian sesewaktu, sementara yang 5%-10% terlibat secara penuh. Dari jumlah barang impor yang dijual di sana, boleh jadi 30% masuk secara gelap. Umumnya terdiri dari rokok dan minuman keras.
Implikasi penyelundupan begitu merasuknya ke dalam kehidupan ekonomi tradisional negeri. Masyarakat pun sudah menganggap lumrah menerima suplai barang selundupan. Orang-orang Hindia Barat malahan menghargai kerja itu sebagai suatu profesi yang cukup terhormat. Suksesnya penyelundupan banyak terbantu oleh sikap ini.
Konsep mereka tentang keberanian adalah hal yang terpenting. Seorang laki-laki hanya terbagi dalam dua kategori: sang pemberani atau si pengecut --dan si pengecut sangat dihinakan. Hasrat untuk dianggap berani begitu kuatnya, sehingga ungkapan-ungkapan seperti "silakan" dan "terima kasih" jarang digunakan karena dianggap pertanda kelemahan.
Seseorang dapat memperagakan keberanian dalam berbagai cara. Bisa dengan kesediaan menghadapi bahaya dan menunjukkan kekuatan fisik. Atau menganggap enteng kekuatan gaib. Semua sikap ini dipertunjukkan terang-terangan.
Kepintaran dan kecemerlangan intelektual menempati kedudukan nomor dua - dan dihargai kalau ada kaitannya dengan "profesi". Albert Einstein memang pintar, tetapi kepintarannya tidak bisa diterapkan di dalam bidang penyelundupan, bukan? Mereka ternyata lebih kagum kepada maling yang pintar. Soalnya, seorang pencuri sekaligus harus berani menanggung risiko dan pintar berkelit menghadapi penangkapan. Dalam hal-hal seperti ini Einstein terang kalah unggul.
Kelihaian dalam soal seks adalah cara lain lagi untuk meraih respek. Laki-laki yang ingin menarik perhatian banyak wanita harus kuat fisik, pintar, dan berani menghadapi risiko amarah para…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…