Pujian Untuk Masa Lampau

Edisi: 46/13 / Tanggal : 1984-01-14 / Halaman : 50 / Rubrik : SEL / Penulis :


DALAM sejarah Islam, kekhalifahan silih berganti. Dan masing-masing meninggalkan warisan kongkret berwujud kekayaan kesusastraan dan seni, sementara kekuatan politik dan militer mereka menguap dalam debu sejarah. Kekhalifahan Abbasiah di Baghdad, pemerintahan Mamluk di Mesir dan Syria, Kekaisaran Safavid di Iran, para penguasa Mughal, dan Ottoman, semua telah mencapai taraf yang mengagumkan dalam bidang ilmu, sastra, seni, arsitektur - ciptaan gemilang yang merupakan monumen abadi keyakinan bersama.

Salah satu usaha yang ambisius telah dicoba untuk menangkap esensi semua itu. Yaitu melalui pameran yang bernama The Heritage of Islam, diselenggarakan secara berantai di Amerika Serikat, dan berlangsung pula di Smithsonian's Museum of Natural History. Sejumlah 250 contoh ditampilkan dalam pameran, meliputi: keramik, manuskrip berilustrasi, kaligrafi, perkakas ilmiah, tekstil, ukir-ukiran, perhiasan, dan koin dari para pengrajin Muslim. Yang menarik, dari rangkaian pameran yang berlangsung tahun kemarin itu, ialah bahwa setiap abad, sejak Nabi Muhammad menancapkan ajarannya, diusahakan terwakili meskipun tidak setiap negeri Islam.

Barang-barang itu telah dipinjam dari pelbagai museum dan koleksi pribadi di Amerika sendiri, Eropa, dan negeri-negeri Timur-Tengah. Dengan sendirinya pameran menyuguhkan keanekaragaman bentuk, gaya, teknik, dan pendekatan artistik dari sejumlah karya yang lahir dari berbagai kurun, yang lalu tidak bisa dihadapi dengan satu sikap yang sama atau main pukul rata.

Tapi satu hal, menurut Smithsonian, bisa kita ambil sebagai kerangka pijakan: agama yang dianut para penciptanya. Kalau tidak, tentu tak bisa diketahui apa, misalnya, yang menjadi jalur penghubung antara tekstil abad ke-12 Spanyol dan perkakas bedah dari Mesir abad ke-9, pecah belah dari Samarkand, kotak batu iok berbentuk mana dari India. dan lukisan abstrak pelukis kontemporer Turki.

Barang-barang yang dipamerkan - didukung dengan panel-panel, pelbagai model dan foto - disusun sedemikian rupa, sehingga tergambar tema-tema dasar dan teknik yang berkembang sepanjang sejarah. Di situ keislaman bisa dilihat melalui gambaran dan artefak Nabi, kesucian Mekah, naskah Quran dan masjid-masjid agung.

Tertera juga empat elemen dekorasi khas Islam: kaligrafi, pola geometris, ornamentasi dalam pola tumbuhan dan bebungaan, serta figur manusia dan binatang.

Dalam beberapa karya, berbagai unsur itu saling melengkapi. Satu contoh adalah sebuah panel arsitektur yang dihiasi desain geometris abstrak. Ketika diamati lebih dekat, pola geometris itu ternyata tulisan Arab, yaitu kalimah syahadat.

Kalimah syahadat, seperti juga kutipan ayat dari Quran, tampak banyak sekali pada karya yang dipamerkan. Inilah pertanda terpenting adanya kesatuan para penciptanya dari segala tempat dan zaman.

Hal itu justru menambah daya pikat sebuah karya. Lihat, misalnya, lampu masjid yang terbuat dari beling enamel, karya dari Syria abad ke-14. Maksud…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…