Mengapa Perubahan Kurikulum?

Edisi: 49/13 / Tanggal : 1984-02-04 / Halaman : 67 / Rubrik : PDK / Penulis :


APA sebenarnya yang diberikan pendidikan enam tahun SD, tiga tahun SMP, dan tiga tahun SMA? Sejumlah keluhan yang memberikan gambaran suatu dunia pendidikan yang tidak cerah.

Dunia universitas mengeluh karena para mahasiswa baru, mereka yang baru lulus SMA, ternyata membawa bekal kurang. Tes Proyek Perintis I untuk sepuluh perguruan tinggi negeri tak pernah mendapatkan calon dengan angka 200 (angka tertinggi). Selama ini, angka tertinggi hanya 170-an. Itu pun hanya dicapai beberapa gelintir calon. Hanya sekitar 10% calon yang memperoleh angka di atas 100. Sedihnya, sekitar 35% ternyata hanya mampu mencetak nilai di bawah 60.

Kritik terbuka muncul mulai tiga tahun lalu. Bunyinya: Beban mata pelajaran terlalu banyak bagi para siswa yang jam belajar sekolahnya terlalu singkat. Tapi baru dua tahun kemudian, 1983, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, beberapa hari setelah dilantik menjadi menteri P 8 K, menyatakan bahwa beban pelajaran di SD hingga SMA memang terlalu berat bagi murid-murid.

Antara lain karena itu kini diputuskan menguhah Kurikulum 1975 menjadi kurikulum inti dan kurikulum pilihan. Kurikulum baru ini diharapkan sedikit mengurangi beban itu (lihat Kurikulum Baru SMA 1984).

Yang paling menarik perhatian memang rencana kurikulum SMA. Sebab, di jenjang pendidikan menengah atas ini untuk pertama kalinya penjurusan di SMA dihilangkan. Zaman tak lagi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…