Sayang Anak, Wasit Dan Suap Dicerca

Edisi: 51/13 / Tanggal : 1984-02-18 / Halaman : 68 / Rubrik : OR / Penulis :


"Ianakhonhi do hamoraon di au," kata T.D. Pardede. Dengan syair lagu Batak yang berarti "Anakku kekayaan tertinggi buatku" milyuner dari Medan itu membubarkan klub miliknya sendiri, Pardedetex, 10 Februari lalu.

Keputusan itu mengejutkan. Sebab, publik Medan sedang menunggu pertarungan Pardedeeex melawan musuh bebuyutannya, Mercu Buana, 12 Februari, dalam rangka putaran kompetisi Liga Utama di Stadion Teladan. Banyak orang yang tak percaya. Acub Zainal, ketua Galatama yang sengaja datang ke Medan untuk mengamati suasana tegang yang selalu muncul dalam pertandingan Pardedetex-Mercu Buana, kaget mendengar berita itu. "Tidak mungkin," katanya setengah berteriak.

Keputusan Pardede kelihatannya bulat untuk menyelamatkan kesehatan anak bungsunya, Johny Pardede, 26, yang selama ini menjadi manajer klub perintis sepak bola profesional yang lahir tahun 1968 itu. Menurut si ayah, Johny begitu gandrung pada sepak bola hingga dia mengabaikan kesehatan. Dia menderita radang hati dan sakit jantung. Untuk menyembuhkan penyakit yang sudah sejak lama diidapnya itu, T.D. Pardede mengirimnya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…