HARI-HARI AKHIR SANG INDUSTRIWAN

Edisi: 19/14 / Tanggal : 1984-07-07 / Halaman : 44 / Rubrik : SEL / Penulis :

JOHN dan Cristina De Lorean bukan cuma pasangan romantik yang gila cinta, tapi juga mabuk kuasa dan gila harta.

Oktober 198 ketika John ditangkap - karena dituduh menyimpan dan memperdagangkan kokain bernilai US$ 24 juta atau sekitar Rp 24 milyar - mereka digelimangi kekayaan melimpah ruah. Tanah pertanian (ranch) seluas 48 akre di daerah San Diego masih menjadi milik mereka. Sejumlah 20 petak pertokoan di Fifth Avenue - yang menghadap kc Central Park - juga atas nama mereka, walaupun para kreditor mengklaimnya.

Menjelang saat-saat penyidangan perkara De Lorean, istri dan anak-anaknya - putra angkat, Zachary, 13 tahun, dan putrinya, Kathryn, 6 tahun - diboyong ke rumah besar berkamar 25 di Bedminster, New Jersey. Kediaman yang diperlengkapi dengan kolam renang, beberapa ekor kuda, dan ladang pertanian seluas 430 akre diharapkan bisa menenteramkan keluarga yang sedang dilanda musibah yang cukup berat: kegagalan De Lorean berdagang narkotik dan melorotnya perusahaan mobil De Lorean Motor Company.

Masa 18 bulan terakhir ini merupakan hari-hari paling kritis bagi Cristina, 34 tahun, dan tentunya juga suaminya yang berusia 59 tahun. "Ketika mereka menikah 11 tahun silam, De Lorean eksekutif perusahaan mobil yang sukses dan Cristina seorang model top," tulis Michael Ryan dalam People. Kini kehidupan mereka pecah berkeping-keping. Dan Cristina tak pernah membayangkan kegetiran itu pada hari-harinya yang penuh glamour dulu. Coba, dapatkah dibayangkan, kartu kredit American Express John bisa dibatalkan, dan sambungan telepon ke apartemennya di Fifth Avenue diputus?

Pada hari-hari akhir De Lorean Motor Company pada saat para pekerja pabriknya di Belfast, Irlandia Utara, menganggur, De Lorean sibuk mencari pinjaman modal sebesar US$ 5 juta. Seperti dilaporkan Pengarang Hillel Levin dalam bukunya Grand Delusions (Khayalan Besar), De Lorean berniat menjual apartemennya di Fifth Avenue untuk memperoleh uang kontan. Tapi Cristina mencegahnya. Sang istri beranggapan, apartemen itu sebuah lambang kebangkitannya yang sangat bernilai: dari seorang putri tukang daging biasa menjadi anggota golongan masyarakat elite. Secara tak langsung sikap keras ini pula yang menambah desakan kepada De Lorean untuk mencari sumber lain: kokain.

Namun, sekeras itu pula Cristina menghadapi masa sulit. Upaya menyelamatkan sisa-sisa kehidupannya sesudah keruntuhan tidak mudah. Walaupun wajahnya pada masa lalu pernah akrab dengan sampul beberapa majalah maha terkenal, seperti Town & Country dan Harper's Bazaar, permintaan menjadi model yang diterima Cristina di masa sulit hampir tidak ada. "Saya kaget melihat cara dunia model memperlakukannya," ujar Eileen Ford dari Ford Model Agency. "Mereka tega tidak memanggilnya. Ia sedang digantung. Apa salah dia? Saya berharap orang-orang menyadari bahwa bukan dia yang sedang dihadapkan ke meja hijau."

Bisnis Cristina sekarang ini terbatas pada promosi kaca mata olah raga untuk pabrik kaca mata Optica, dan untuk iklan produksi Albert Capraro, seorang perancang busana. "Cristina mengaku hanya dapat menabung penghasilannya US$ 165," kata penata rambutnya, Richard Stein. "Ia mengeluh bahwa sahabat-sahabat lamanya menjauh setelah penangkapan suaminya. Dan hampir sepanjang tahun lalu ia tampil dengan berat badan yang banyak bertambah. Dan, pada waktu itu ia kelihatan marah saya menyinggung musibah yang menimpa dirinya."

Pada bulan Februari lalu Cristina muncul dalam pameran busana untuk Capraro. Ia tampil dengan bagus dan agresif dalam busana bercorak kulit macan, dengan pengantar: "Berpakaian bagus adalah balas dendam terbaik." Capraro agaknya sahabat yang mengerti. Beberapa waktu lalu wanita yang pemunculannya sering diramaikan media massa itu merangsang Capraro mendesain 18 potong pakaian untuk dipakai Cristina pada masa-masa sidang suaminya.

Desas-desus pernah menghangatkan Hollywood soal pakaian ini. Suatu ketika Cristina makan siang di Ma Maison dengan Maureen Dean, istri John Dean, yang terlibat kasus Watergate. Penampilan Maureen dalam sidang suaminya konon menjadikannya ahli berpakaian bergaya murung terbesar di Amerika. Dan cara berpakaian ini yang didesas-desuskan Hollywood ditanyakan Cristina kepada Maureen.

Kesetiaan Cristina kepada suaminya ternyata tak tergoyahkan. Ia malahan berusaha tetap memelihara citra keluarga De Lorean. Zachary anak lelakinya tetap berlibur main ski di Eropa bulan Maret silam. Lalu bersama Kathryn, anak wanitanya, ia tetap hadir pada sekolah privat di dekat Bedminster.

Jika Cristina tampak mampu menjaga keseimbangan dirinya, kemungkinan besar karena keteguhan kepercayaannya kepada agama. Lahir sebagai penganut Katolik, ia sejak beberapa tahun lalu beralih ke aliran evangelis. Musim panas baru-baru ini ia berhasil mengajak suaminya ikut bergabung. Pada upacara pembaptisan yang dihadiri sekitar 200 orang, De Lorean berendam dalam kolam renang di belakang rumahnya di Bedminster.

Pada bulan Juli yang panas itu Cristina memakai pakaian putih untuk turut dibaptis bersama suaminya bukan baptisnya yang pertama, tapi tentunya yang paling mencekam. Bekas narapidana Watergate, Chuck Colson - kini kepala perkumpulan narapidana yang berafiliasi dengan evangelis - secara pribadi bertindak sebagai pembina rohani De Lorean dalam proses alih kepercayaan itu. Yang memimpin upacara, Pendeta Robert Gustafson yang mengaku peristiwa itu pembaptisannya yang paling masyhur.

De Lorean diam-diam menghadiri penelaahan Injil di gereja kecil di Hollywood di hari-hari tanpa sidan, tapi tidak selalu dengan gairah. Dalam sebuah wawancara terakhir, Cristina mendorongnya berkata kepada wartawan bahwa ia telah menemukan kebahagiaan paling besar sejak menjadi Kristen. De Lorean dengan muram menggumam: "Saya harus mengakui telah merasa lebih bahagia."

Kebahagiaan itu terusik kembali pada 1 September 1983, ketika dua pengacara yang mewakili kreditor De Lorean tiba di Wedminster.…

Keywords: -

Rp. 15.000