Bukanlah Sebuah Momok

Edisi: 31/23 / Tanggal : 1993-10-02 / Halaman : 13 / Rubrik : KOM / Penulis :


Dalam tulisan "Sudah Miskin, Diperas Pula" (TEMPO, 11 September, Nasional) terdapat kesan bahwa TEMPO meletakkan gejala pekerja anak terlalu condong ke konteks peraturan dan politis. Menurut saya, justru regulasi peraturan dan budaya politik itulah yang mengacaukan kejernihan masalah hak-hak anak untuk bekerja.

Kita semua mafhum, akhir-akhir ini ada sindrom psikopolitis di seputar masalah ketenagakerjaan sehubungan dengan adanya ancaman pencabutan GSP oleh Amerika. Namun hendaknya jangan sampai hal ini mengorbankan dimensi sosiologis dan tingkat pencapaian pembangunan yang masih pada taraf awal pertumbuhan dan pemerataan, lebih-lebih yang menyangkut hak-hak anak yang terjun bekerja.

Secara sosiologis, sekurangnya dalam dua puluh tahun terakhir ini, kita sedang menyaksikan adanya pergeseran konsep tentang nilai ekonomi anak (economic value of children). Hipotesa lama umumnya menyebutkan bahwa semakin miskin sebuah keluarga semakin tinggi nilai ekonomi anak dalam keluarga itu, sehingga semakin mendorong anak terjun bekerja pada usia dini. Hipotesa ini banyak dikunyah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14

Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…

I
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14

Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…

K
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14

Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…