"saya Yakin Ini Langkah Menuju Yerusalem"
Edisi: 31/23 / Tanggal : 1993-10-02 / Halaman : 25 / Rubrik : NAS / Penulis : YI
"MANA pistol Anda?," tanya wartawan TEMPO Yuli Ismartono ketika menjumpai Presiden Palestina Yasser Arafat, Jumat menjelang tengah malam, di lobi lantai lima Wisma Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. "Ini," jawab pejuang kondang yang biasa dipanggil Abu Ammar ini, sambil memutar tubuhnya. Sepucuk pistol Beretta mungil ternyata masih tergantung di pinggang kanannya.
Memang, seperti tak ada yang berubah dengan sosok Arafat. Jenggot dan kumisnya masih dibiarkan seolah tak terurus rapi. Langgam bicaranya selalu bersemangat, dengan ekspresi wajah yang berubah-ubah.
Yang berbeda dalam kunjungannya yang keempat kalinya ke Indonesia adalah ini: dia tidak lagi sendiri, tapi didampingi oleh wanita cantik yang berambut pirang.
Itulah istri Arafat, bernama Suha, yang terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan Arafat, dan menjadi pemandangan tersendiri dalam rombongan Kepala Negara Palestina itu. Wanita berhidung bangir, berkulit bersih seputih gading itu terlihat kontras dengan anggota rombongan Arafat yang kelihatan angker.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam saat usai acara jamuan makan kenegaraan bersama Presiden Soeharto di Istana Negara. Setelah keluar dari lift di lantai lima Wisma Negara, tamu negara itu masih terlihat membaca dan menandatangani sejumlah surat dan dokumen.
"Maafkan saya. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," katanya kepada tim wartawan TEMPO, Yuli Ismartono, Didi Prambadi, dan Ahmed K. Soeriawidjaja.
Berikut adalah petikan wawancara khusus tersebut dengan Presiden Palestina Yasser Arafat, selama lebih kurang 30 menit:
Di beberapa kalangan di Indonesia, terutama di kalangan Islam, ada yang tidak setuju dengan perjanjian antara PLO dan Israel. Mereka menganggap Anda "menjual" Palestina kepada orang Yahudi. Bagaimana pendapat Anda?
Memang kami ini orang apa? Mereka harus ingat bahwa saya salah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?