Bukan Diplomasi Jagung

Edisi: 31/23 / Tanggal : 1993-10-02 / Halaman : 31 / Rubrik : NAS / Penulis : PTH


PRESIDEN Fidel Ramos mengayunkan suatu "diplomasi jagung" dalam kunjungan lima harinya di Indonesia, pekan lalu. Filipina masih punya utang sekitar 200 ribu ton beras kepada Indonesia, dan ingin membayarnya dengan jagung. Maklum, panen jagung tahun ini di Filipina meruah. Dan, "Presiden Soeharto setuju," ujar Menteri Sekretaris Negara Moerdiono.

Ihwal barter tersebut terungkap Kamis pekan silam, seusai acara pelepasan Presiden Ramos di Istana Merdeka. Pagi itu, Ramos beserta rombongan berpamitan kepada Pak Harto untuk pulang ke negerinya. Sebelum pulang, Ramos menginap semalam di Manado.

Kunjungan Ramos ke Jakarta adalah yang pertama kalinya sejak ia memangku jabatan presiden Juli tahun silam. Namun, Indonesia bukanlah negeri yang asing bagi pensiunan jenderal angkatan darat Filipina itu. Mantan Panglima Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan Filipina itu, yang dulu selalu merayakan hari ulang tahunnya dengan terjun payung disusul push-up sebanyak usianya, juga punya sahabat di Jakarta: Jenderal (purn.) L.B. Moerdani. Maka, Ramos…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?