Ganjalan Di Atas & Impian Carrascalao
Edisi: 47/12 / Tanggal : 1983-01-22 / Halaman : 72 / Rubrik : DH / Penulis :
TIMOR Timur adalah sebuah daerah yang penuh kontras. Begitu keluar kota Dili, hutan bakau sepanjang pantai, pohon lontar dan kelapa di dararan rendah, serta pohon kayu putih dan kopi di pegunungan, menyita pemandangan. Rumah-rumah penduduk desa yang umumnya terbuat dari pelepah dan daun pohon lontar, sesekali muncul di tengah kebun jagung yang tak terlalu subur.
Kesan sekilas: Timor Timur tergolong miskin. Alam agaknya tak begitu ramah pada penduduk provinsi ke-27 RI ini. Hanya sekitar 20% wilayah Timor Timur berupa dataran. Sisanya pegunungan kapur, lembah curam, tebing dan sungai yang sering membelah jalan.
Namun tak nampak pengemis di provinsi ini. Di Dili yang penduduknya sekitar 60.000 orang terdapat 200 taksi. Mungkin ada yang menganggap wilayah ini "firdaus": tak ada penduduk yang terkena kewajiban membayar pajak di sini. Bahkan air minum, listrik dan telepon dalam kota gratis. Para murid SD dan SMP bebas uang sekolah, bahkan bahan pakaian seragam diperoleh cuma-cuma. Pajak radio/televisi dan Ipeda juga tak dikenal. Bisa dimengerti bila anggaran wilayah ini pincang. Dari ABPD 1982/1983 yang berjumlah Rp 52 milyar, pendapatan daerah hanya Rp 150 juta.
Hidup provinsi Tim-Tim, sejauh ini, memang masih sangat tergantung dari dana dan subsidi pemerintah pusat. Selama 6 tahun lebih setelah integrasi (1976), untuk pembangunan dan pelaksanaan pemerintahan, provinsi ini telah menggunakan anggaran sejumlah hampir Rp 159 milyar. Sekitar 78% dari jumlah itu mengalir ke pembangunan proyek Inpres dan sektoral.
Hasil pembangunan fisik itu memang tampak di mana-mana: bangunan sekolah, perumahan, sawah-sawah baru, pemukiman penduduk, jalan raya, saluran air minum, jaringan listrik, puskesmas dan bangunan pemerintahan. Namun tak ada proyek-proyek besar seperti di provinsi lain, yang dianggap belum diperlukan di Timor Timur.
"Kami bekerja di sini mulai dengan nol," kata Sekwilda Tim-Tim Kalangi. Ia membandingkan Timor Timur dengan Irian Jaya. Sewaktu Belanda meninggalkan Irian, telah ada sistem administrasi pemerintahan yang memadai di sana. Hal itu tak dijupai di Timor Timur. Di provinsi ini situasi & proses…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.