Mafia Di Lingkungan Jahiliah
Edisi: 49/12 / Tanggal : 1983-02-05 / Halaman : 34 / Rubrik : SEL / Penulis :
DALLA Chiesa dan istrinya tak mampu berkelit, ketika tembakan menggelegar di siang bolong itu. Mobil yang mereka tumpangi kehilangan kendali dan berhenti sendiri di suatu jalan Kota Palermo. Seluruh Italia gempar. Jenderal asal Sisilia itu tewas bersama istrinya -- mungkin di tangan para bandit asal kampungnya sendiri.
Khalayak umum, termasuk pers, memang menuding Mafia biang keladinya. Tidak kurang Paus Johannes Paulus II, yang tiba di Palermo beberapa minggu setelah malapetaka itu, mengarahkan telunjuknya ke sana -- kendati tidak secara langsung. "Paus mengutuk 'unsur-unsur Mafia' tidak secara khusus," komentar Serge Farrand dari Gamma.
Paus sendiri nyaris menjadi sasaran. Beberapa hari sebelum kedatangannya, berkembang desas-desus tentang rencana pembunuhannya. Ini diikuti oleh terpegangnya dua tukang kepruk Jerman oleh polisi Italia. Tapi siapa sesungguhnya para teroris itu? Mengapa begitu cepatnya tertangkap, tanpa bantuan?
Ada yang bilang komplotan ini didalangi Mafia 'Baru', atau Mafia 'Pseudo' --sekelompok gangster yang diilhami Mafia tapi menyimpang dari cara-cara dan 'cita-cita' Mafia yang asli. Konon hanya ada satu yang benar-benaran Mafia, di Sisilia sana. Ada yang menyebutnya Mafia 'tradisional', dan mengatakan bahwa justru merekalah yang telah menyebarkan jaring-jaring perlindungan terhadap Johannes Paulus II.
Tuduhan terhadap Mafia sebagai pelaku pembunuhan Dalla Chiesa memang cukup beralasan. Jenderal ini terkenal antiteroris -- malah dialah 'hero'-nya di Italia. Tapi segi yang melemahkan tuduhan juga tidak kurang. Konon mereka pantang membunuh wanita. Jadi tak mungkin menjamah istri Jenderal Chiesa.
Itulah yang menyebabkan Serge Farland, wartawan itu, ragu: benarkah pembunuhan jenderal itu dilakukan Mafia. "Mereka tidak bersalah!" katanya, kepada salah seorang editor Gamma. Kalimat ini tentu tidak dengan sendirinya diterima sang redaktur: "Cari, dan suruh mereka berkata begitu " instruksinya. "Mustahil," balas Farrand -- teringat prinsip omerta (tutup mulut) Mafia. "Mereka akan bungkam!" Editor lalu mengingatkan sebuah nama: Manlio."Cari dia! Kita akan lihat."
***
Manlio, lahir di Palermo sekitar 60 tahun lalu, adalah seorang petualang seperti yang digambarkan film-film avontur Sebagai angbota Legiun Asing Prancis ia pernah bertempur di Dien Bien Phu dan mendapat medali kehormatan. Ia sempat pula menjadi tentara bayaran di Yaman, Rhodesia, dan berbagai tempat lain. "Saya bertemu dengannya dua tahun lalu di Marseille, ketika melacak dunia bawah tanah," tutur Farrand.
Manlio berbicara tentang amici, respeknya kepada para pemimpin Mafia yang disebutnya 'manusia keadilan'. Keadilan? Bukankah Dalla Chiesa dan istrinya sudah dibunuh? Dan Mafia menjadi terdakwa? Manlio hanya mengaku mengetahui, 'seseorang' telah memberikan perintah 'laksanakan'. Tapi siapa dan mengapa, ia tidak tahu.
Satu hal, yang wartawan kita tahu adalah bahwa Mafia lebih dari yang seperti ditontonnya dalam film-film The Godfather dan Lucky Luciano serta sejumlah episode 'polisi dan bandit' model TV Amerika. Sudah disebut adanya Mafia 'Tradisional' dan Mafia 'Baru'. Lalu ada pula Mafia 'Orang-orang Miskin'. Juga 'Hanya' Mafia, Mafia 'Politik', Mafia 'Klasik', Mafia 'Teguh', Mafia 'Kubur' dan lain-lain lagi.
Betapa pun, jenis "komoditi" itulah yang selama beberapa dekade diekspor ke Amerika. Sisilia dan orang-orangnya lantas lebih lengket dengan pengertian yang jelek itu -- karena "profesi" mereka di tanah air mereka yang baru, AS, memang itu pula. Orang Sisilia sendiri tentu boleh mengklaim pengertian lebih benar tentang apa sesungguhnya arti Mafia.
***
Di akhir abad XIX tersebutlah nama Don Vito Cascio Ferro. Ialah orang yang mengorganisasikan Mafia 'Modern' di Bisacquino, 15 km dari Corleone. Ia beremigrasi ke AS, tapi dikembalikan ke Sisilia oleh seorang polisi bernama Petrosino -- orang Amerika yang belakangan tiba di Palermo untuk membasmi gerakan Mafia. Ia lantas dibunuh oleh Don Vito. Don Vito sendiri ditangkap kemudian dan dijatuhi hukuman-untuk penggelapan pajak . . . Demikian catatan Farrand.
Di bawah Mussolini, pemerintah fasis mencoba melikuidasi Mafia Sisilia. Tak berhasil. Hingga diambil jalan kompromi. Setelah matinya Don Vito, Don Calogero Vizzini dari Villalba, Provinsi Caltanisseta, menjadi bos baru. Tak ada yang luar biasa selama kekuasaannya. Ia digantikan oleh Don Guiseppe Genco Russo -- yang terpilih menjadi walikota Mussomellias sebagai calon Partai Kristen Demokrat . . . Partai ini memang telah membuat persetujuan dengan Mafia: Mafia akan mendukungnya dalam pemilihan, dan sebagai imbalannya Mafia harus "diservis".
Pada usia 80, Don Guiseppe ditahan. Di Corleone, Dr. Michelle Navarra menggantikannya. Wakilnya adalah Luciano Liggio. Dan yang menjadi komandan carabinieri (polisi) setempat tak lain Dalla Chiesa, jenderal yang terbunuh itu. Calon jenderal ini (waktu itu) adalah polisi yang disegani, dan dalam buku catatan hariannya secara sistematis ia menuliskan nama-nama anggota Mafia. Ia juga membeberkan bagaimana Liggio mengorganisasikan Mafia 'Paralel'.
Lalu berlangsunglah pembunuhan terhadap kelompok Navarra, pemimpin Mafia 'Modern' itu, oleh Liggio, wakil Navarra di Mafia 'Modern' dan sekaligus pendiri Mafia 'Paralel'. Itu terjadi di 'segi tiga maut' Corleone Bisacquino-Prizzi. Sejak saat itu pula Danau Marineo populer dengan julukan 'Danau Darah'. Liggio sendiri tetap kalem. Dengan tenangnya ia mengorganisasi penyelundupan rokok, narkotika, dan penculikan.
Juga bergerak di bidang bisnis bangunan. Untuk memudahkan pengurusan izin proyek-proyeknya, ia mengutus seorang asli Corleone, Vito Ciancimino, untuk main politik di Palermo. Orang ini mula-mula menjadi anggota Dewan Kota. Kemudian wakil walikota untuk urusan PU. Dan akhirnya walikota. Ini membuat Liggio leluasa bergerak -- dan membutuhkan 20 tahun bagi polisi untuk bisa menangkapnya. "Mereka bahkan tidak memiliki foto diri Luciano Liggio barang selembar pun!" menurut si wartawan.
Negara Italia harus menanggung biaya pembinaan industri konstruksinya selama 20-25 tahun. Sementara pemerintah dibuat kempas-kempis, berbagai perusahaan konstruksi Sisilia justru sebaliknya. Semua perusahaan yang berada di bawah kontrol Mafia terus melanjutkan pembangunan jalan-jalan, gedung-gedung dan sejenisnya -- dengan merugi. "Rugi di atas kertas!" tulis Farrand. "Itu justru memberi kesempatan kepada mereka untuk 'mencuci' uang gelapnya melalui perusahaan-perusahaan yang dibiayai dengan uang yang diperoleh secara…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…