Kisah Kelam Si Bekas Wapres

Edisi: 50/12 / Tanggal : 1983-02-12 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


TIDAK selamanya para bekas pejabat bernasib baik. Terutama agaknya di Amerika Serikat. Dua tahun lalu, misalnya, bekas menteri pertanian Earl Butz harus masuk penjara karena urusan pajak. Sedang tahun sebelumnya Marvin Mandel, bekas gubernur Maryland, mengalami nasib yang sama karena soal yang lebih buruk: penipuan. Konon masih banyak politikus yang akan dipenjarakan dengan pelbagai tuduhan.

Selama tahun-tahun Watergate, tidak sedikit para bekas staf senior Gedung Putih yang masuk bui. Bahkan John Mitchell, jaksa agung waktu itu, akhirnya ikut pula diterungku. "Memang inilah gaya Amerika," kata Richard Cohen dalam tulisannya di majalah Rolling Stone November 1981.

Namun Cohen rupanya tak puas. "Spiro Agnew tidak masuk penjara," katanya dengan nada kesal. Pada 1973, tokoh itu ketahuan menerima suap dan tidak jujur membayar pajak. Saksi konon cukup banyak.

Bahkan bukan sekadar saksi. Pemerintah memiliki alat penguji kebohongan serta sistem analisa kimia terhadap pelbagai surat dan bukti lain. Semua perangkat itu memberi isyarat buruk terhadap Agnew, sang bekas wakil presiden. Kasusnya cukup kuat, dan orang tinggal menantikan saat Agnew diantarkan ke pintu penjara.

Tetapi perkiraan tinggal perkiraan. Dari kantor pengadilan Baltimore, tempat ia mengucapkan pembelaannya, Agnew melangkah santai ke mobil limousine yang menunggunya. Sejak itu pula ia dengan bebasnya mundar-mandir ke sana ke mari. Kini mobil dinas yang mewah sudah tiada. Begitu pula para bodyguard. Namun Spiro Theodore Agnew masih berjaya.

Bagai tokoh Willie Loman dalam lakon Deoth of Salesman, Ted Agnew memang senang mengembara. Sangat mudah berpapasan dengan dia di luar negeri. Suatu ketika ia tampak di Paris. Seorang koresponden CBS menangkap sosoknya di Roma. Pers setempat melaporkan ia tiba di Athena, kemudian London.

Para reporter kadang-kadang lebih mudah menemukan dia di Hongkong. Seorang eksekutif perhotelan berpapasan dengan Agnew di Teheran, dekat menjelang Khomeini naik panggung. Orang itu mencoba mengajak Agnew bercakap-cakap. Ia sopan, tapi tampaknya tidak suka berbicara. Seolah-olah ingin mengatakan, "Halo, goodbye, saya sedang banyak urusan."

rusan apa? Sekali waktu di Roma, Agnew mengatakan sedang dalam perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi, untuk urusan Mobil Oil. Tetapi perusahaan ini membantah keterangan itu. Agen Mobil Oil di Riyadh malah terbengong-bengong. "Ia memang berada di kota ini ketika itu," kata sang agen. "Tapi hanya Tuhan yang tahu, apa urusannya."

Agaknya para bangsawan Saudi lebih mengerti urusan Agnew di negeri itu. Pada 1974, belum setahun setelah masa penggantiannya, Agnew memberitahu Departemen Luar Negeri AS bahwa ia akan mengunjungi dua belas negeri, sebagian besar di Timur Tengah.

Tapi ketika berada di Kuwait, ia tahu bahwa istrinya, Judy, jatuh sakit -- dan buru-buru pulang. Agnew meminta Departemen Luar Negeri AS membatalkan beberapa janji yang sempat dibuatnya, memesankan sebuah kamar hotel di Beirut, dan menyediakan mobil di lapangan terbang. Departemen Luar Negeri tidak ambil peduli dengan hotel dan mobil itu, tetapi bersedia membantunya membatalkan janji-janjinya. Termasuk janji dengan Raja Feisal dari Arab Saudi, dan Raja Husein dari Yordania. Dan jangan lupa, kata Richard Cohen dalam tulisannya, Agnew juga bersahabat dengan Syah Iran.

Akan hal persahabatannya dengan para bangsawan, dan perjalanan-perjalanannya, Agnew sebenarnya bagai gunung es. Hanya secuil permukaannya yang bisa diketahui. Sisanya gelap.

Dia memang telah menerbitkan dua buku, dan kerap memberikan wawancara. Tetapi tidak ada keterangan keluar mengenai bisnis dan kehidupan pribadinya. Agnew, yang sekali waktu dikenal sebagai tokoh masyarakat yang paling konfrontatif, telah berubah menjadi semacam hantu. Ia tidak meninggalkan bayangan.

Dan tampaknya ia sedikit pun tidak menyesali langkah itu. Dia tidak menyesali 'reputasi'nya dalam hal minum dan perempuan. Dalam kata-kata Ron Ziegler, sekretaris pers Nixon, "penyesalan adalah tindakan yang konyol." Agnew memang tipe orang yang tidak pernah memilih tindakan konyol.

"Dia memang liat," kata Richard Cohen. Nixon mengalami saat-saat ketika ia malu tampil di muka umum -- diancam perasaan takut dan khawatir. Tetapi Agnew "tabah". Ia tidak bereaksi. Ia beraksi. Ia mengambil inisiatif.

"Dia turun dari jabatannya bukan karena kedoknya terbuka atau karena ia pendusta. Dia jatuh karena dia memang penjahat," kata si wartawan yang memang kelihatan benci. Ia meninggalkan jabatan wakil presiden karena masa lampau kehidupan politiknya yang buruk, dan yang tidak berubah setelah ia berada di Washington.

Di tempatnya yang baru, Agnew bahkan meneruskan kebiasaannya menarik 'iuran' dari para tokoh bisnis Maryland, yang dilakukannya sejak ia dulu menjadi gubernur negara bagian itu. Dari setiap kontrak yang ditandatanganinya, ia menentukan jumlah tertentu yang masuk ke dalam koceknya.

Salah seorang di antara pengusaha itu, seorang insinyur bernama Lester Matz, suatu hari bertandang ke Gedung Putih. Ia menyelipkan ke tangan wakil presiden itu sepucuk amplop berisi uang tunai US$ 10.000. Dan Agnew, berlagak acuh tak acuh seperti biasanya, menyambut amplop itu dan memasukkannya ke laci meja kerjanya. Persis seperti yang dulu dilakukannya di Annapolis, Towson, Baltimore.

Bahkan Matz terkejut melihat sikap itu. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menceritakan peristiwa ini kepada teman bisnisnya. Soalnya, "sekali ini peristiwa itu terjadi bukan di Towson atau Annapolis, melainkan di Gedung Putih." Matz telah menyuap wakil presiden Amerika Serikat. Bayangkan.

Saksi-saksi yang pernah dihadapkan dalam perkara Agnew memperkuat cerita ini. Menurut mereka, sejak terpilih menjadi eksekutif Negara Bagian Baltimore, Agnew tidak pernah berhenti makan sogok.

Dan masalahnya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…