Sang Budha Tegak Kembali ; Borobudur Untuk Apa
Edisi: 52/12 / Tanggal : 1983-02-26 / Halaman : 62 / Rubrik : LIN / Penulis :
DUA buah derek raksasa, yang tahunan mengungguli tinggi candi, telah disingkirkan. Peti-peti kayu, yang tadinya berserakan, juga tak tampak lagi. Sejak awal 1983, pekerjaan di seputar candi Borobudur tinggal mematut-matuti lingkungan agar tampak rapi dan bersih. Kantor proyek dibersihkan dan dicat kembali. Juga pendapa besar dibenahi untuk pameran.
Pekan lalu, menjelang candi memasuki upacara purna pugar 23 Februari sebuah Stasiun Bumi Kecil dipasang di dekat kantor proyek. Sebuah prasasti peresmian mendapat elusan tangan terakhir, sementara pohon hias mulai ditata di sekelilingnya.
Secara keseluruhan, candi tampak bersih. Dinding-dindingnya telah tegak kembali. Tubuh sang Budha yang tadinya penuh panu (lichen) kini tampak lebih berseri. Ada 4.814 batu pengganti baru (replacing stones) yang membantu memperkokoh candi. Semuanya diberi tanda putih untuk membedakan batu asli lama. Batu pengganti ini cuma sekitar 4% dari seluruh jumlah batu candi yang dibongkar: 29.000 m3. Tetapi relief atau pancuran berukir yang tidak bisa diselamatkan lagi terpaksa harus ditambal dengan batu polos bersegi demi kokohnya bangunan. Di beberapa sela-sela batu, tampak timah hitam lempengan menyembul sebagai landasan penyaring air.
Setelah dipugar, cantikkah Borobudur kini? Dr. Soekmono yang empunya kera tertegun. Lebih dari 10 tahun dia "bergaul" dengan candi ini. Ahli purbakala yang biasa mempunyai motto ngawula watu (mengabdi kepada batu) ini menarik napas panjang. Ketika peresmian purna pugar tinggal 7 hari lagi, keluar perasaannya. "Saya kaget. Saya agak kecewa," katanya pada TEMPO. Dia berpendapat bahwa jenggreng (postur) Borobudur kini berbeda. "Romantiknya kini tak ada lagi. Warnanya berubah."
Sebelum dipugar, warna Borobudur hitam, bercampur abu-abu keputihan karena dia berpanu. "Kini jadi polycolour," kata Dr. Soekmono lagi. Ada kuning, ada warna pucat lainnya. Mungkin ini akibat kerja beberapa peneliti lain. Sebab untuk memperjelas pemotretan, dipakai bahan pewarna, oker kuning.
Sejak pertama kali Borobudur ditemukan, niat untuk memugarnya telah tercetus. Tetapi selalu tertunda dan terputus. Di samping itu, Borobudur banyak mengundang ahli-ahli purbakala dan mereka selalu berusaha mendokumentasikan candi agung ini. Terutama reliefnya yang indah.
Tahun 1885, J.W. Ijzerman berhasil mengungkapkan 200 relief yang selama ini tertutup di kaki candi terbawah. Hal-hal yang baik dan buruk, masalah hukum akibat perbuatan manusia, semua tertera dengan apiknya dalam Karmawibhanggo. Lima tahun berikutnya, pemerintah Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan Borobudur. Mulai 1907-1911, Theodore van Erp mengadakan pemugaran. Pertama kali yang terbesar dalan sejarah hidupnya candi itu kembali. Pemugaran berikutnya, 1926-1940, tetap tertunda-tunda. Ada maleise, ada perang.
Tahun 1960, pemerintah Indonesia mencanangkan bahwa candi berada dalam keadaan yang sangat kritis. Saat itu telah dipikirkan bagaimana caranya menghidupkan Borobudur 1000…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…