Akhir Perjalanan Seorang Jagal

Edisi: 01/13 / Tanggal : 1983-03-05 / Halaman : 29 / Rubrik : SEL / Penulis :


TUKANG jagal dari Lyons. Orang itu bernama Klaus Barbie, dan mungkin anda sudah mengikuti beritanya yang cukup riuh: usaha yang tak kenal letih--dan sukses--untuk menyeret begundal itu ke depan mahkamah.

Dahulu, sambil kelonan dengan seorang lonte, Barbie menyuruh menghajar seorang tahanan sampai pingsan. Dan untuk menyadarkannya kembali orang malang itu diceburkan ke dalam kolam. Suatu ketika, seorang anak direnggut dari sisi ibunya, lalu dikirim ke kamar gas. Lain kali ia mengunci 100 murid di ruangan sekolah--kemudian membakar dan meledakkan gedung itu dengan dinamit.

Itu sebagian saja dari contoh-contoh kebiadaban khas 'Kerajaan Ketiga' Jerman Raya di bawah Hitler. Dan untuk Lyons, Prancis, Barbie-lah biang keroknya. Menjabat kepala intel Nazi Jerman antara 1942 dan musim panas 1944 di kota itu, ia memiliki "reputasi cemerlang". Melakukan 4.342 pembunuhan dan memberikan 7.591 perintah pengiriman tahanan ke kamp-kamp kematian. Jean Moulin, kepala gerakan bawah tanah Lyons, disiksanya habis-habisan sebelum menemui ajal di tangannya sendiri .

Usai perang, Klaus Barbie kabur. Sempat dua kali ditangkap, tapi untuk setiap kali ia berhasil meloloskan diri. Dua kai pula Mahkamah Militer Lyons menghukumnya mati tanpa kehadirannya--16 Mei 1947 dan 26 November 1954. Hukuman mati yang tidak mematikan tentu saja membuat orang lebih penasaran. Banyak orang terus melacak dan memburunya-termasuk Serge Klarsfeld, ahli hukum Prancis. Dan perburuan 30 tahun itu berakhir Februari kemarin, ketika Barbie benar-benar bisa dijebloskan kembali ke dalam tahanan Kota Lyons. Kali ini untuk yang terakhir, tentu; orang toh tak mau kehilangan tongkat sampai tiga kali.

Lahir di Bad Godesberg, Jerman, 25 Oktober 1913, Barbie tergolong masih muda ketika ia mencatatkan diri sebagai anggota Pemuda Hitler (Hitler Jugend) di bawah nomor 272-284. Usianya malah baru 29 tahun ketika ia sudah menjadi kepala Seksi IV Gestapo di Lyons, dengan tugas khusus menumpas gerakan perlawanan bawah tanah (Resistance). Ia bermarkas di Hotel Terminus. Dan gedung itu segera menjadi rumah penyiksaan. Predikat 'tukang jagal' sudah sejak itu pula melekat pada namanya.

"Barbie adalah Nazi-nya Nazi," tulis Newsweek 21 Februari kemarin. "Setia, brutal, dan tidak begitu pintar." Itulah memang sifat Naziwan yang ideal. Acuh tak acuh, dua tahun ia tinggal kelas di sebuah sekolah menengah di barat daya Bonn. Dalam file SS-nya ada terselip rasa bangga, ketika ia menyebut dirinya "berambut pirang gelap yang halus" dan "sikap teguhnya konsisten dan positif" terhadap Sosialisme Nasional-nya Hitler. Ada juga "cacat"nya: istrinya tidak mampu memberinya seorang anak perempuan seperti yang dianjur-anjurkan di kalangan SS--dalam usaha melipatgandakan keturunan Arya. Barbie hanya memiliki seorang anak laki-laki.

Bergabung dengan Seksi Yahudi SS, ia kemudian dikirim ke Hague, Negeri Belanda, dan mendapat promosi letnan penuh di sana. Dari Hague dipindahkan ke Amsterdam, dan dari sana ia turut mengirimkan 300 Yahudi ke kamp konsentrasi di Mauthausen. Begitulah para penyelidik Belanda mencatat.

September 1942 ia diperintahkan pergi ke Lyons, Prancis, pusat kegiatan utama Resistance di daerah Prancis yang "tidak diduduki". Berperawakan gemuk, senang berpakaian rapi, ia segera memamerkan tongkrongan yang penuh gaya sebagai deputi komandan barisan intel. Di saat "bekerja" ia hanya memakai kemeja, dan senang menyalak-nyalak waktu melakukan interogasi. Lebih jauh, ia ringan tangan--sifat yang juga "ideal". Ia mengiringi hampir setiap pertanyaan dengan ayunan gada hitam, pentung, selain tabokan sekali-dua. "Ia hanya berhenti jika anda jatuh pingsan," tutur Maurice Boudet.

Pemimpin gerakan bawah tanah ini dulu terpegang oleh anak buah Barbie juga. "Kemudian ia akan menyadarkan anda dengan tendangan pada lambung, rusuk, selangkangan. Jika itu tidak jalan, ia melemparkan anda ke kolam air es, yang bungkah-bungkah esnya masih terapung di permukaan. Keluar dari kolam, kembali lagi pukulan gada hitam yang membuat kulit sampeyan mengelupas. Disusul dengan suntikan acidke saluran kencing.

Ketika ada yang meledakkan restoran langganan Barbie, lima orang tahanan ia drel dengan rentetan peluru senapan mesin--dan dibiarkan tergeletak sebagai tontonan peringatan. Suatu saat seorang serdadu Jerman terbunuh. Pembalasannya: seluruh pintu tahanan dibuka lebar-lebar, seperti 'mengizinkan' pelarian. Tetapi waktu 'izin' itu dipergunakan, 24 orang diberondong mati.

Tangkapan besar Barbie memang Jean Moulin itu. Orang inilah yang mendapat tugas Charles de Gaulle mempersatukan berbagai kelompok anti-Nazi di kawasan Lyons. Akhir Juni 1943, Max atau Rex--nama perang Moulin--mengadakan rapat dengan para pembantu puncaknya. Barbie, yang sudah dapat info sebelumnya, datang ke sana--dan langsung menggerebek.

"Barbie menjadikan Moulin proyek khusus," cerita Gottlieb Fuchs, nasionalis Swiss yang sempat menjadi penerjemah Barbie sebelum masuk kamp konsentrasi. Dialah salah seorang yang menyaksikan Moulin terakhir kali di dalam kamar pemeriksaan Barbie--masih bernapas, tapi sudah seperti babi habis digorok.

Setelah Barbie pergi, ceritanya, Fuchs mencoba menyeka darah yang mengucur di wajah Moulin. "Kubuat semacam ganjal, dari kain jaketnya, untuk mencegah paru-parunya kemasukan darah," tuturnya. "Orang itu sedang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…