Wanita Di Sisi Kartosuwiryo

Edisi: 01/13 / Tanggal : 1983-03-05 / Halaman : 80 / Rubrik : TK / Penulis :


MATAHARI sudah lingsir ke ufuk barat ketika orang tua itu merebahkan diri di gubuknya. Keris "Ki Dongkol", jimatnya, terselit di pinggang. Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, ketika itu 57 tahun, "Imam Presiden Negara Islam Indonesia" itu merasa amat lapar, sementara luka di sebelah kakinya akibat tembakan semakin parah. Kencing manis yang sudah lama diidapnya juga makin mendera tubuhnya yang mulai rapuh.

Hutan di sekitar perbukitan Rakutak di kawasan Cicalengka, KabuDaten Bandung itu, mulai gelap tatkala Letda Suhanda dari Batalyon 328 Kujang berhasil menyergap persembunyian "Panglima Tertinggi Tentara Islam Indonesia" itu. Sore itu, 3 Juni 1962, Kartosuwiryo pun menyerah setelah bertahan 13 tahun sebagai pemberontak di hutan-hutan lebat Jawa Barat. Dengan tenan ditandatanganinya seruan menyerah kepada seluruh anak buahnya, lalu menyalami Letda Suhanda.

Sejak itu sekitar 200 pengawalnya yang bersenjata lengkap, kucar kacir. Demikian pula Dewi Siti Kalsum, istrinya, tak diketahui tempat persembunyiannya. Dewi, ketika itu 55 tahun, memang sudah beberapa bulan terpisah dari induk pasukan yang mengawal suaminya. "Serama di hutan itu saya hanya makan buah-buahan, daun-daunan dan minum air sunai," tutur Dewi, kini 75 tahun, pekan laru di rumahnya di Kampung Suffah, Desa Cisiu, Kecamatan Malangbong, Garut.

Begitu mendengar suaminya menyerah, ia pun turun menuju Garut, menyerahkan diri. Disusul pula tujuh anaknya. Setelah diinterogasi beberapa hari di Bandung, Dewi pulan ke Cisitu. Untunglah ia masih berhak atas tanah warisan yang cukup luas, peninggalan orangtuanya, Kiai Ardiwisastera, salah seorang ulama terkemuka dan tokoh PSII di Garut. Ia kembali bertani, menanam padi dan jagung.

Sekarang ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil berdinding papan di tepi jalan yang menghubungkan Malangbong - Wado - Sumedang. Tapi ia tidak merasa kesepian, sebab semua anak dan 11 cucunya tinggal di desa itu. Bahkan Ika dan Danti, dua putrinya yang sudah berke luarga, sering menjenguk.

Untuk "membunuh waktu", nenek tua itu membuat minuman dari air jeruk dibungkus plastik kecil, dijual di beberapa warung di desa itu. Dalam usianya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.