Sikap Positif Pada Dunia

Edisi: 05/23 / Tanggal : 1993-04-03 / Halaman : 21 / Rubrik : AG / Penulis : ABS


TIDAK semua jawaban terhadap zaman dalam Islam menekankan pada syariah. Yakni pada hal-hal yang sifatnya lahiriah, berkait dengan hukum-hukum beragama yang benar. Ada juga yang mencari jawaban dengan menengok kembali pada hal yang lebih batiniah, mendasarkan penghayatan dan pengamalan Islam menurut pengalaman esoteris. Itulah yang dilakukan oleh para sufi.

Dan tentu saja zaman modern melahirkan sufi modern atau yang oleh ulama Pakistan Fazlur Rahman disebut neosufi. Adapun makna "neo" atau baru di situ tak sekadar menunjuk pada kelahiran kembali sufisme, tapi juga mempunyai makna baru. Sufisme baru, berbeda dengan sufisme lama, bukanlah cara beragama yang hanya menekankan pada pengalaman batiniah, tapi memadukan yang batiniah itu dengan yang syariah. Aspek keseimbangan menjadi perlu.

Neosufisme, tulis Nurcholish Madjid dalam makalahnya, Neosufisme dan Prospek Keberagamaan, cenderung menanamkan sikap positif kepada dunia. Ini berlawanan dengan sufisme lama yang cenderung menarik diri dari dunia, dan karena itu dikatakan sufisme itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…