Membangun Jembatan Jakarta-canberra

Edisi: 07/13 / Tanggal : 1983-04-16 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :


BEGITU tiba di lapangan terbang Halim Perdanakusuma Rabu sore pekan lalu, Menteri Luar Negeri Australia Bill Hayden langsung membuka kartu. Ia mengakui adanya perbedaan politik antara pemerintahnya dengan Indonesia, khususnya mengenai soal Timor Timur. Namun, "saya akan mencoba membangun semacam jembatan yang melintasi perbedaan-perbedaan yang ada," ujarnya pada pers yang menyambutnya.

Jembatan itu tampaknya memang diperlukan. Bill Hayden, 50 tahun, berasal dari Partai Buruh yang sebulan lalu memenangkan pemilu, dan berkuasa menggantikan pemerintahan koalisi Partai Liberal dan Partai Nasional Country di bawah PM Malcolm Fraser.

Sewaktu beroposisi, Partai Buruh yang diketuai oleh Hayden dalam kampanye pemilu tahun lalu pernah mengeluarkan resolusi untuk menentang penggabungan Timor Timur ke dalam RI. Tapi kini, suara yang dibawakan oleh Menlu Hayden terdengar lembut. Sikap keras begitu tentu saja tak akan dipertahankan oleh partai yang berkuasa sekarang.

Namun suara Partai Buruh yang terdengar galak tadi, yang datang dari tiap-tiap negara bagian…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?